Jadi Pilar Utama Ekonomi, Pemprov Jabar Fokus Tingkatkan Indeks Pertanaman dan Perluasan Lahan
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin memberikan sambutan pada acara kunjungan kerja Wakil Menteri Pertanian RI dalam rangka pelaksanaan program Pembangunan Pertanian Jawa Barat di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Rabu 7 Agustus 2024.-Biro Adpim Jabar-
BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Sektor pertanian merupakan salah satu pilar utama perekonomian Jawa Barat.
Pembangunan di sektor ini membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh stakeholders terkait.
Capaian komoditas tanaman pangan tahun 2024 di Jabar juga tinggi, terutama untuk target produksi padi sesuai hasil MoU dengan pemerintah pusat, yaitu sebesar 11.084.635 ton gabah kering giling (GKG).
Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin mengatakan, peningkatan produksi ini diupayakan dapat dicapai dengan peningkatan luas tanam melalui dua strategi, yakni Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dan Perluasan Areal Tanam (PAT) yang dilakukan antara lain melalui optimasi lahan dan pompanisasi.
Bey menjelaskan, progres refocusing pompanisasi di Jabar telah diserahterimakan 100 persen atau sebanyak 7.033 unit kepada kelompok tani dan dimanfaatkan sebesar 82,62 persen atau 5.811 unit.
"Tempo hari saya berkunjung ke Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor untuk melihat panen."
BACA JUGA:Di Olimpiade Paris 2024, Lifter Eko Yuli Irawan Gagal Persembahan Medali untuk Indonesia
BACA JUGA:Ketahuan Sedang Latihan di Klub Elit Swedia, Ternyata Ini yang Dilakukan Justin Hubner
"Luasnya 3.000 hektare dan hasil panen rata-rata 5,4 sampai 5,6 ton GKG per hektar. Penggunaan pompa memanfaatkan Sungai Cihoe," tutur Bey Machmudin, pada acara kunjungan Kerja Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono dalam rangka Pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian di Jawa Barat, di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Rabu 7 Agustus 2024.
"Hal menarik yang saya dapatkan, penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk pompa ini terbukti jauh lebih efisien dibandingkan bensin."
"Penghematan biaya produksi signifikan dari Rp100.000 hingga Rp150.000 per hari menggunakan bensin menjadi hanya Rp25.000 per hari dengan BBG," tambahnya.
BACA JUGA:Pemprov Jabar Siap Bantu Kabupaten Kota Terapkan Teknologi Blockchain
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase