Galian C Ditutup, Bahan Baku Batu Alam Sulit Didapat, Buruh yang mulai Resah dan Pasrah
Pekerja industri batu alam di Kabupaten Cirebon mulai lesu pasca penutupan area pertambangan.-Samsul Huda-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Para pekerja industri batu alam di Kabupaten Cirebon mulai resah. Penghasilnya terancam hilang.
Kondisi itu diakui Ali, buruh batu alam. Padahal, penghasilannya cukup lumayan, Rp100 ribu per hari. Selama 15 tahun mengais rezeki, kali pertama tempatnya bekerja terancam gulung tikar.
"Kelanjutan saya gak tau. Pasrah," tutur Ali, Selas 17 Juni 2025. Saat ini, kata Ali, tinggal menyisakan pekerjaan yang ada.
Menyelesaikan, sisa batu alam yang masih tersedia. Setelah habis. Selesai dan tutup.
BACA JUGA:Dusun Mahkota Resto Hadirkan Sajian Kambing Lezat, Suasana Asri dan Fasilitas Keluarga
BACA JUGA:KNPI Sepakati Galian C Gunung Kuda Ditutup dan Siap Kawal Proses Penegakan Hukum
BACA JUGA:KDM Temui Menteri Lingkungan Hidup, Inilah yang Dibahas
"Mau gimana lagi, pelaku usaha kesulitan mendapatkan bahan baku lantaran area pertambangan di Kabupaten Majalengka dan Cirebon ditutup," ungkap pria tiga anak itu.
Senada disampaikan pekerja industri batu alam lainnya, Nasir. Menurutnya, dampak penutupan aktivitas pertambangan di Gunung Kuda dan Kabupaten Majalengka membuat pabrik industri batu alam tidak beroperasi. Sebab, tidak ada bahan baku.
"Kita ini kerja buruh bukan pegawai, berangkat di gaji, ga berangkat ya gak gaji," imbuhnya.
Menurutnya, upah yang diberikan selama ini sistemnya mingguan. Namun, tetap terhitung berapa hari mereka bekerja.
BACA JUGA:Bobol Kedai Ramen, Polresta Cirebon Ringkus Pelaku dan Amankan Barang Bukti
BACA JUGA:Bank Indonesia Cirebon dan ISEI Cirebon Dorong Ekonomi Hijau dan Energi Lokal
BACA JUGA:Gelar Kegiatan Sosial, AFFCO Cirebon Sebarkan 100 Sembako
Per hari Rp100 hingga Rp130 ribu, tergantung seperti apa bahan bakunya. Bagus atau tidak. Ketika jelek, upah minimal Rp100 ribu per hari. "Kalau sehari ga kerja, upah seminggu tidak utuh," ucapnya.
"Sementara kerja kita hanya tinggal sisa bahan baku kemarin saja (sebelum penutupan tambang). Setelah itu, ya sudah tidak ada bahan baku lagi," paparnya.
Ia mengaku, belum terbesit didalam pikiran akan kerja apa setelah ini. Sementara selama ini, para buruh tidak pernah merepotkan pemerintah. Namun, pemerintah bikin repot rekyat kecil.
"Kita bingung. Sementara kita dari dulu keahliannya sebagi pengrajin batu alam. Jadi nanti akan banyak, pengangguran, tapi minim keahlian," imbuhnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


