Tidak sekadar menata pariwisata dan menghadirkan wahana bagi pengunjung, para pemuda yang tergabung di Pespa juga melakukan edukasi bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA:Lengkap! Daftar Tim yang Lolos 16 Besar Liga Champions 2022
BACA JUGA:Bea Balik Nama Kendaraan Kedua Nol persen
Misalnya untuk tidak membuang sampah ke sungai, juga tidak menebang pohon mangrove. Sehingga keberadaan hutan tersebut akhirnya bisa membawa manfaat.
"Kami ingin wisata mangrove ini menjadi contoh. Bahwa kalau kita merawat dan menjaga lingkungan, justru akan datang peluang dan potensi buat masyarakat itu sendiri," tuturnya.
Bupati Cirebon, H Imron mengaku sangat mengapresiasi wisata tersebut untuk dapat berkembang dan menjadi kebanggaan di wilayah timur Cirebon.
Kendati demikian, bupati mengaku, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya akses jalan, faktor kebersihan, juga kenyamanan dan keamanan pengunjung.
BACA JUGA:Ingat! Beli Merchandise Piala Dunia Qatar 2022 Harus Ori, Kalau Tidak Begini Akibatnya
BACA JUGA:Suplay Bahan Baku ke Industri Farmasi, Dow Chemical Memilih untuk Kooperatif dengan BPOM
Karena itu, bupati mendorong keterlibatan pemerintah dan perusahaan yang ada di sekitar lokasi untuk membantu dalam pengembangannya.
Bahkan, bupati akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimancis) untuk pengerukan sungai.
"Kami juga akan menganggarkan bagaimana nanti pemerintah bisa mendukung tempat wisata ini supaya lebih baik," tuturnya.
Salah satu perusahaan yang telah terlibat aktif dalam melakukan pendampingan adalah Cirebon Power. Bahkan, sejak tahun 2019 turut berperan dalam perencanaan.
BACA JUGA:Juara MotoGP 2022, Francesco Bagnaia atau Fabio Quartararo?
BACA JUGA:Makjleb! Inilah 20 Rekomendasi Komnas HAM untuk Pihak Terkait Pasca Tragedi Kanjuruhan Malang
"Kami bersama Pespa sudah bergerak sejak tahun 2019. Juga dengan Pemerintah Desa Pangarengan untuk mengembangkan ekowisata ini," tuturnya Community Development Manager Cirebon Power, Hafid Saptandito.