JAKARTA, RADARCIREBOB.COM - Gempa Cianjur, Sukabumi yang diikuti dengan kejadian di Jember hingga Pacitan disebut sebagai awal megathrust di Pulau Jawa.
Narasi bahwa serangkaian gempa di Sukabumi dan Cianjur adalah megathrust Pulau Jawa diawali dari pesan berantai di media sosial khususnya WhatsApp.
Pesan berantai itu, menyertakan link berita media online yang dibubuhi narasi terkait gempa Cianjur dan Sukabumi sebagai awal dari megathrust Pulau Jawa.
"Lempengan Megathrust Mulai Aktif sepanjang Jalur Pantai Selatan (Jabar, Jateng, dan Jatim). Sebaiknya Hindari Wisata Pantai dulu hingga Keadaan Aman," tulis pesan berantai tersebut.
BACA JUGA:Prabu Diaz: Tidak Paham Rahardjo Djali Itu Siapa
BACA JUGA:SMAN 5 Cirebon Bakal Gelar Turnamen Volly untuk Jenjang SMP se-Jabar dan Jateng
Saat dicek, isi berita yang link-nya disertakan justru tidak ada kaitannya dengan megathrust Pulau Jawa. Karenanya, narasi tersebut hanya menambah-nambahi.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, yang terjadi di Sukabumi bukan gempa kerak dangkal seperti di Kabupaten Cianjur.
Pihaknya juga menekankan bahwa jenis gempa tersebut juga bukan megathrust. Tetapi karena intraslab di lempeng Indo Australia.
"Gempa intraslab lempeng Australia kedalaman menengah 104 km mag 5,8 (info cepat). Masyarakat Jabar jangan khawatir," tandas Daryono.
BACA JUGA:Tingkatkan Perekonomian Mustahik, Baznas Luncurkan Kelompok ZChicken
BACA JUGA:GRIB Kabupaten Cirebon Tak Segan Laporkan Perusahaan yang Abai Terhadap Lingkungan
Ia juga menekankan bahwa yang terjadi di Kota Sukabumi bukan gempa kerak dangkal seperti di Cianjur. Bukan juga gempa megathrust.
"Ini gempa dalam lempeng Indo Australia atau gempa benioff. Ground motionnya memang lebih kuat dari gempa sekelasya dari sumber lain," ungkapnya.
Genpa ini M5,8 ini dipicu adanya deformasi batuan dalam lempeng (intraslab) pada lempeng Indo Australia atau populer disebut sebagai gempa di Zona Benioff.
Sementara terkait gempa selatan Jember Jawa Timur M 6,0 kedalaman 10 km merupakan jenis gempa di luar zona subduksi.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Pencabulan Oknum Polisi Memasuki Masa Persidangan
BACA JUGA:Menyentuh Banget! Begini Himbauan Kapolresta Cirebon ke Pelajar
Atau yang populer disebut 'outer rise earthquake') akibat patahnya lempeng Australia yang mulai menunjam ke bawah Jawa Timur. Tekukan lempeng ini memicu patahan turun (normal fault).