Dedi Mulyadi pernah mewajibkan siswa yang kerap terlibat tawuran di Purwakarta masuk kelas Chris John. Jika berbakat, anak tersebut akan dijadikan atlet tinju.
“Sasana ini diprioritaskan untuk anak yang suka tawuran. Mereka diwajibkan masuk sasana ini,” ujar Dedi, ketika itu.
BACA JUGA:Tradisi Unik Warga Desa Sasak Ende, Lumuri Lantai dengan Kotoran Kerbau
Bahkan, jika siswa ini kedapatan tawuran, pihaknya akan langsung membawanya ke atas ring. Mereka akan ditandingkan di depan Chris John dan orangtua siswa tersebut. “Biar energinya tersalurkan, dan dengan tinju mereka belajar sportif,” ungkapnya.
Mantan juara dunia tinju, Chris John menyambut baik usulan Dedi Mulyadi. Menurutnya, anak-anak tersebut harus diajarkan sportivitas dan mengelola emosi. Lewat olahraga, hal tersebut akan diajarkan.
“Bagus itu, nanti mereka (pelaku tawuran) tinju di depan saya. Yang bagus dan memiliki bakat akan saya jadikan atlet,” jelasnya.
Biasanya, kata Dedi, pelaku tawuran tidak ikut bela diri dan berani ketika banyak orang. Akibat tawuran ini, ia mengaku sudah mengeluarkan dana yang besar.
BACA JUGA:Rumah Unik Suku Sasak di Perkampungan Tradisional Sasak Ende, Mengandung Banyak Filosofi
Terakhir, Pemkab Purwakarta harus mengeluarkan Rp 175 juta untuk korban penusukan akibat tawuran. Dana tersebut seharusnya dibayarkan oleh orang tua pelaku penusukan. Namun karena tidak mampu, akhirnya pemda yang harus membayar.
“Itu sekolah swasta, saya akan menagihnya ke sekolah tersebut. Sekolah harus membayar ke kas negara,” imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut dia, sekolah tersebut pernah ditutup Dedi karena kasus serupa. Namun, kebijakannya digugat ke pengadilan dan enam bulan kemudian Pemkab Purwakarta dinyatakan kalah.
Tak berapa lama saat sekolah dibuka, tawuran kembali terjadi. “Jadi, sasana ini akan dikerjasamakan untuk menekan angka tawuran di Purwakarta,” imbuhnya.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Gudang Rongsokan di Jl Diponegoro Cirebon Kebakaran, Api Masih Berkobar
Nah, itulah cara Kang Dedi Mulyadi menekan dan memerangi tawuran pelajar. Berbagai macam cara telah dia tempuh. Banyak yang mendukung. Tapi ada juga yang tidak suka. Bahkan menggugat ke pengadilan. (*)