CIREBON, RADARCIREBON.COM – Hery Gunardi kembali terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) periode 2024 – 2027.
Sebelumnya, ia yang juga Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. telah menduduki posisi sebagai Ketua Umum ASBISINDO periode 2021 – 2024.
Menurutnya, industri perbankan dan perekonomian syariah di Indonesia memiliki potensi yang besar dan memiliki ruang bertumbuh yang baik.
BACA JUGA:Sekda Herman Suryatman: Perumusan Perda Harus Memiliki Nilai Manfaat bagi Masyarakat
BACA JUGA:Pejabat Pusat dan Daerah se-Indonesia Berkumpul di Sentul, Begini Arahan Presiden Prabowo
BACA JUGA:Pilkada Serentak 2024, Ketua KPU RI: Sudah Siap 99 Persen
Dalam Musyawarah Nasional (Munas) ASBISINDO 2024 bertajuk Seminar Nasional Pengembangan Produk Bank Syariah, Hery menyoroti pentingnya kolaborasi bersama untuk pengembangan produk bank syariah dan memperkuat ekonomi syariah nasional.
Ia meyakini, dengan kolaborasi yang semakin solid di antara para anggota ASBISINDO dan stakeholder, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi pertumbuhan yang masih terbuka tersebut.
"Masih terdapat ruang tumbuh bagi perbankan syariah, namun jika melihat perbankan syariah di Indonesia, masih ada beberapa issues yang dapat menjadi perhatian kita secara bersama-sama," jelasnya.
Hery menegaskan perlunya memperkuat modal inti dan inovasi produk untuk mendukung pertumbuhan industri perbankan syariah.
BACA JUGA:Berpotensi Banjir, Wilayah Jawa Barat Masuk Daftar Status Waspada dan Awas
BACA JUGA:Kelurahan Kesenden Peringkat Dua Nasional Penanganan Penurunan Stunting 2023
Kebutuhan akan peningkatan modal inti, konsolidasi, serta inovasi produk dan digitalisasi memiliki impak positif dalam memperluas pasar dan menarik minat nasabah terhadap perbankan syariah.
Bank syariah harus terus berinovasi, khususnya dengan produk yang relevan bagi generasi digital dan ekosistem syariah yang lebih inklusif.
"Pengembangan produk seperti commodity murabahah, misalnya, diharapkan mampu menarik lebih banyak investor dan meningkatkan kontribusi perbankan syariah dalam perekonomian," ujarnya.
Lanutnya, beberapa tahun terakhir, industri perbankan syariah terus menunjukkan perkembangan menggembirakan dengan pertumbuhan aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai double digit secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Mengacu data OJK per Agustus 2024, aset perbankan syariah nasional mengalami pertumbuhan 10,37 persen (year on year/yoy), yang antara lain ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 11,65 persen (yoy) dan pertumbuhan DPK sebesar 11,42 persen (yoy).