Ok
Daya Motor

Keputusannya Berdampak Terhadap Kehidupan Pasien, KDM Punya Pendapat Sendiri Soal Rekrutmen Dokter

Keputusannya Berdampak Terhadap Kehidupan Pasien, KDM Punya Pendapat Sendiri Soal Rekrutmen Dokter

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjadi Narasumber dalam Seminar Nasional “Pencegahan Perundungan, Gratifikasi, Korupsi & Tindak Pidana Kekerasan Seksual di Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Aula Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjara-Rizal FS-Biro Adpim Jabar

BACA JUGA:Begini Respon Dedi Mulyadi Soal Kasus Rudapaksa Oknum Dokter Peserta PPDS di RSHS

Ia menggarisbawahi pula pentingnya pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pembelajaran. 

Menurutnya, praktik langsung di lapangan menjadi faktor penting dalam mencetak dokter spesialis yang profesional.

“Manusia itu bukan hanya dibentuk oleh sekolah akademik, tetapi juga oleh pengalaman kerja. Pengalaman itu penting untuk mengasah kepekaan seorang dokter,” katanya.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa upaya menjaga kesehatan masyarakat tidak hanya dilakukan melalui pengobatan dan teknologi medis, tetapi juga melalui pencegahan sejak dini.

“Ilmu kesehatan itu seharusnya ilmu hulu, bukan ilmu hilir. Selama ini kita memahami kesehatan hanya sebatas puskesmas dan rumah sakit. Padahal yang lebih penting adalah bagaimana menciptakan manusia yang sehat,” tambahnya.

Terkait program beasiswa kedokteran, KDM mengungkapkan bahwa Pemprov Jabar telah memulai skema pemberian beasiswa kepada calon dokter spesialis, termasuk kerja sama dengan Universitas Padjadjaran.

“Beasiswa sudah berjalan. Tahun ini Unpad ada 10 penerima. Saya sudah meminta Dinas Kesehatan untuk mulai menyeleksi dokter-dokter di kabupaten/kota, puskesmas, dan rumah sakit untuk ikut program spesialis tahun depan,” jelasnya.

Seleksi tersebut, ujar KDM, dilakukan secara terbuka dengan mempertimbangkan aspek intelektual, kecerdasan emosional, serta rekam jejak pengabdian

Dokter penerima beasiswa nantinya diwajibkan kembali mengabdi di daerah asal, terutama di wilayah yang masih kekurangan dokter spesialis.

“Harus balik lagi ke daerah asalnya dan prioritas adalah di daerah-daerah yang di daerah itu kekurangan dokter spesialis. Problem dari RSUD semuanya adalah dokter spesialis," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: reportase

Berita Terkait