DLH Kota Cirebon Dinilai Lambat Urus Sampah, Warga Lapor ke Dedi Mulyadi: Alhamdulillah Direspon
Ketua RW 04 Kampung Surapandan Argasunya, Udin Safrudin menunjukkan lokasi sampah liar, Rabu 30 April 2025.-DEDI HARYADI-RADARCIREBON.COM
BACA JUGA:Polsek Waled Gelar Police Goes to School, Beri Nasehat dan Potong Rambut Gratis
Aceng Asep menegaskan, jika tidak ada tindakan dari Pemerintah Kota Cirebon dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) warga siap menutup secara paksa lokasi pembuangan sampah liar tersebut.
Senada dengan itu, Ketua RW 04, Udin Saprudin juga menyayangkan lemahnya pengawasan pemerintah.
"Yang saya pertanyakan yaitu legalitas masuknya sampah dari wilayah kabupaten ke TPA Kopi Luhur yang berada di wilayah Kota Cirebon."
"Kalau tidak ada tindakan dalam tiga hari, kami akan minta tempat pembuangan (sampah liar) itu dibubarkan. Saya tidak ingin ada keributan di masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Fatuk selaku Ketua Pemuda yang sekaligus Ketua Tim Peduli Lingkungan RW 04 menjelaskan, bahwa warga telah lama menahan keresahan akibat dampak kesehatan dan dampak lingkungan dari aktivitas TPA.
BACA JUGA:Catat Nih! 4 Bahaya Konsumsi Obat Antibiotik Secara Berlebihan
"Masyarakat di sini sudah berkali-kali melakukan mediasi dan pelaporan, namun belum ada solusi konkret dari DLH."
"Kalau DLH tidak bertindak cepat, kami tidak bertanggung jawab jika masyarakat nanti turun ke jalan," jelasnya.
Fatuk menambahkan, aduan persoalan tersebut telah diajukan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).
Bahkan, beberapa warga telah menyampaikan keluhan melalui kanal komunikasi layanan publik milik Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
"Alhamdulillah, sudah dapat respon positif dan diterima oleh pak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) dan beliau (KDM) berencana meninjau langsung ke lokasi dalam waktu dekat," terangnya.
Masih kata Fatuk, warga berharap pemerintah tidak hanya fokus mempercantik wajah kota, namun juga serius menangani persoalan mendasar seperti pengelolaan sampah.
"Mereka menuntut adanya solusi jangka pendek, menengah, dan panjang agar masalah ini tidak terus berulang dan mengorbankan masyarakat sekitar."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: reportase


