KDM Kirim Tim Khusus ke Cirebon Bantu Maonyq, Siswi yang Minum Cairan Pembersih Lantai Karena Depresi
Karnengsih selaku Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMAN1 Cirebon saat ditemui sejumlah wartawan di SMAN1 Cirebon, Selasa (10/6/2025).-Dedi Haryadi-Radarcirebon.com
Menurut Ketua SPMB SMAN1 Cirebon menegaskan pihaknya melindungi dan memfasilitasi semua siswa yang masuk SMAN1 Cirebon.
BACA JUGA:Jepang vs Indonesia, Mees Hilgers Bocorkan Taktik Patrick Kluivert
BACA JUGA:Polresta Cirebon Gelar Mobile Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
"Yang pasti kami sebagai guru di sini otomatis melindungi, memfasilitasi, membimbing dan mengarahkan agar semua siswa yang masuk SMAN1 Cirebon bisa nyaman dan belajar belajar dengan baik," pungkasnya.
Diberitakan RadarCirebon.Com sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi alias KDM menyoroti pemberitaan soal siswi yang menenggak cairan pembersih lantai gegara depresi.
Penyebabnya adalah ketidakmampuan ekonomi dalam membiayai proses belajar mengajar di sekolah.
"Ada berita yang sangat memprihatinkan, seorang anak masuk rumah sakit akibat keracunan, karena meminum pembersih lantai.
“Dia kecewa karena orang tuanya tidak meneruskan pendidikannya ketingkat SMA karena faktor biaya,” kata KDM dikutip dari rekaman video yang diunggah dalam akun TikTok @ @dedimulyadiofficial, Selasa 10 Juni 2025.
Dalam tayangan video tersebut, KDM menceritakan latarbelakang siswi yang melakukan aksi nekat tersebut.
"Ceritanya dia dulu dipesantrenkan oleh orang tuanya, kemudian dia melanjutkan ke SMA Tengah Tani Cirebon.”
“Tetapi karena ketidak mampuan orangtuanya untuk membelikan baju seragam sekolah, akhirnya dia menggunakan seragam bekas Madrasah Tsanawiyah atau SMP, hanya diganti betnya," tuturnya.
Kemudian, lanjut KDM, siswi tersebut hanya bisa bersekolah selama 1 semester. Berarti siswi itu berhenti pada bulan Desember 2024.
Selanjutnya, tahun ini siswi ini ingin mekanjutkan sekokah lagi. Tetapi orang tuanya berkeberatan dia melanjutkan sekolah lagi karena faktor ekonomi.
"Sekolahnya memang sudah tidak bayar, tetapi karena untuk biaya beli seragam, beli buku dan lainnya, maka dia tidak bisa melanjutkan sekolah.”
“Akhirnya, saya tadi sudah mengutus ajudan saya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya dan ketemu dengan anak yang mengalami keracunan pembersih lantai,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


