Otak Brigadir J Pindah ke Perut, Loh Kok Bisa? Hasil Autopsi Ulang Dibongkar Kuasa Hukum

Otak Brigadir J Pindah ke Perut, Loh Kok Bisa? Hasil Autopsi Ulang Dibongkar Kuasa Hukum

Laporan pandangan mata saat autopsi ulang jenazah Brigadir J diungkap kuasa hukum, Kamaruddin Simanjuntak. Salah satunya adalah mengenai otak Brigadir J yang ditemukan pindah di bagian perut.-Ist/tangkapan layar-radarcirebon.com

"Apa yang menjadi laporan dari duta atau wakil keluarga kita menjadi akte autentik dan sudah di akta notariskan," ucap Kamaruddin Simanjuntan.

Kamaruddin meneruskan, ketika diraba-raba bagian rambutnya oleh dokter forensik, ternyata di situ ada lobang. Setelah disondek (ditusuk) lubang itu tembus ke mata dan hidung.

BACA JUGA:Kecelakaan Maut di Kabupaten Cirebon Hari Ini: Dipepet Vario, Pengendara Beat Terlindas Truk

BACA JUGA:Peluang dan Tantangan Karya Cipta Film yang Diadaptasi dari Novel

"Diduga bahwa almarhum Brigadir Yoshua ditembak dari belakang kepala sehingga jebol sampai ke hidung depan. Tembak garis lurus. Karena datar dia dari lubang belakang kepala ke lobang hidung depan," tuturnya.

Menurut pengamatan kedua perwakilan keluarga ini diduga berasaldari tembakan dari belakang kepala. Kemudian ditemukan juga di dalam tengkorak kepala ada enam retakan diduga karena tembakan atau mungkin juga akibat lain.

Pas dibuka bagian perut sampai ke kepala ditemukan otak Brigadir J yang pindah ke bagian perut. "Otak rupanya dipindah ke bagian perut," tegasnya.

Sementara itu, dokter forensik, AKBP dr Mansuri dalam keterangannya yang dilansir dari IDN Times menjelaskan, terkait alasan otak tidak dikembalikan ke posisi semestinya.

BACA JUGA:Seminar Kewirausahaan Hadir di UGJ, Bangkitkan Jiwa Wirausaha Anak Muda

BACA JUGA:Komunitas Kejar Mimpi Cirebon Ajak Anak Muda Keliling Kawasan Kota Tua Cirebon

Beberapa pertimbangan bisa dilakukan seorang dokter untuk menaruh organ tidak di tempat asalnya. Pertama terkait kemungkinan menghindari bau menyengat yang ditimbulkan otak setelah diberikan formalin.

Sebab proses autopsi akan membuka bagian organ dalam seperti hati, usus, ginjal, dan otak. Biasanya, organ dalam itu direndam dalam formalin untuk menghindari pembusukan.

Pertimbangan selanjutnya, otak merupakan organ dalam yang mudah rusak. Strukturnya yang lembut dikhawatirkan akan cepat rusak. Ketika otak rusak, bagian organnya akan hancur seperti bubur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fin.co.id