Transformasi dan Inovasi Jadi Kunci BNI Cetak Laba Tertinggi Sepanjang Sejarah
Transformasi dan Inovasi Jadi Kunci BNI Cetak Laba Tertinggi Sepanjang Sejarah -- Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah), Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (kedua kiri), Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini (kedua kanan), Direktur Risk -Dokumen BNI-
Sepanjang tahun 2022, tercatat jumlah user BNIDirect tumbuh 24,9 persen YoY menjadi 100.000 user, diikuti oleh pertumbuhan volume transaksi sebesar 47 persen YoY atau setara Rp 6.168 triliun, dengan jumlah transaksi yang juga meningkat 18,4 persen YoY atau mencapai 764 juta transaksi.
Masih dari Transformasi Digital, perseroan berencana untuk mentransformasi Bank Mayora yang diakuisisi pada 2022 untuk menjadi bank digital yang berfokus pada segmen UMKM.
BACA JUGA:10 Capaian Prestasi BRI di 2022 & Strategi Hadapi 2023
Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mayora tanggal 6 Januari 2023, telah menunjuk manajemen baru yang merupakan kombinasi dari profesional dan ahli dengan latar belakang perbankan, startup business, hingga financial technology.
“Pengangkatan manajemen baru Bank Mayora ini diharapkan dapat memperkuat struktur manajemen perseroan dalam melakukan transformasi bank digital sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital bagi UMKM yang terdepan dan terunggul di Indonesia,” ujar dia.
Korporasi Blue Chip Jadi Penopang Pertumbuhan Kredit
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, pertumbuhan kredit BNI sebesar 10,9 persen YoY melebihi guidance yang ditetapkan perusahaan di awal 2022 yakni di kisaran 7 persen hingga 10 persen.
“Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional,” kata Novita.
BACA JUGA:Soal Mengambil Senjata Milik Brigadir J, Begini Pledoi Terdakwa Ricky Rizal
Adapun sektor Business Banking mencatat pertumbuhan 10,3 persen YoY menjadi Rp 532,2 triliun.
Pertumbuhan dari segmen tersebut didorong oleh segmen Korporasi Blue Chip yang tumbuh 28,9 persen YoY menjadi Rp 232,7 triliun; segmen Large Commercial meningkat 29,9 persen YoY menjadi Rp 53,1 triliun; segmen kecil terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8 persen YoY menjadi Rp 52,7 triliun.
Sementara di sektor Consumer Banking, Kredit Payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3 persen YoY menjadi Rp 43,1 triliun.
Kemudian, diikuti oleh Kredit Pemilikan Rumah yang tumbuh 7,9 persen YoY menjadi Rp 53,5 triliun.
Sehingga secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,2 persen YoY menjadi Rp 110,1 triliun.
BACA JUGA:Soal Mengambil Senjata Milik Brigadir J, Begini Pledoi Terdakwa Ricky Rizal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase