Indonesia Rawan Gempa Bumi, Kepala BMKG Minta Ciptakan Budaya Mitigasi Bencana di Masyarakat

Indonesia Rawan Gempa Bumi, Kepala BMKG Minta Ciptakan Budaya Mitigasi Bencana di Masyarakat

Gempa bumi-Paula-Pixabay

JAKARTA, RADARCIREBON.COM  - Masyarakat Indonesia agar siap membangun budaya  dalam menghadapi gempa.

Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Indonesia berada di wilayah lempeng-lempeng bumi aktif.

Akibatnya, hampir di seluruh wilayah Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa bumi.

BACA JUGA:PSSI Resmi Layarkan Surat kepada Marselino Ferdinan, Apa ya Istrinya?

"Kita ini berada pada zona wilayah tumbukan lempeng-lempeng aktif. Sehingga mari kita bangun budaya untuk siap selalu mengantisipasi, waspada terjadinya gempa bumi," ujar Dwikorita dalam konferensi yang diikuti secara daring, Kamis 9 Februari 2023.

Ia mengemukakan, salah satu wilayah yang sering terjadi gempa adalah Jayapura, Papua.

Berdasarkan catatan BMKG, sejak 2 Januari 2023 hingga 9 Februari 2023 pukul 14.25 WIB telah terjadi gempa di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.079 kali dengan 132 kejadian di antaranya dirasakan oleh masyarakat.

BACA JUGA:Banyak Artis Gabung ke PAN, Kabupaten Cirebon Gimana?

"Kejadian atau gempa yang terjadi di wilayah Jayapura dan sekitarnya sudah sering kejadiannya, ini akibat dari kondisi batuan yang ada di wilayah tersebut adalah batuan yang tipenya rapuh. Jadi, kondisi rapuh ini mengakibatkan sensitif untuk bergetar," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Dwikorita memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah setempat yang cukup aktif melakukan sosialisasi soal gempa bumi agar masyarakat siap siaga menghadapi gempa.

"Jadi, kata kuncinya kita berada di daerah rawan gempa, mari kita perkuat kapasitas kemampuan kita untuk melindungi diri, untuk menolong diri, siap dalam menghadapi bencana agar tidak terjadi korban jiwa dan kerugian," tuturnya.

BACA JUGA:Sepanjang 2022, Sebanyak 21 Kasus Gagal Ginjal Akut di Banten

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa masyarakat perlu memerhatikan bangunan yang tahan gempa guna menghindari jatuhnya korban akibat gempa bumi.

"Oleh karena itu, perlu diyakinkan ke depan bahwa kita perlu memerhatikan bangunan yang tahan gempa, sehingga dengan bangunan ini kita bisa aman bila sewaktu-waktu terjadi gempa," ujar Daryono.

Sementara itu, Pasca gempa bumi 5.4 Magnitudo di Kota Jayapura, Kamis 9 Februari 2023, sebanyak 700 orang mengungsi di empat titik.

BACA JUGA:Bupati Cirebon Beri Pesan Ini Kepada Insan Pers Saat Hadiri Peringatan HPN 2023

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merinci ada 50 KK mengungsi di Entrop Kompleks CV.Thomas.

Selanjutnya 50 KK di Bank BTN Kota Jayapura, kemudian 200 jiwa di Kristus Raja Dok V dan sebanyak 400 jiwa di Bhayangkara I.

Selain pengungsi, Pusdalops BNPB juga mencatat sedikitnya ada lima orang mengalami luka-luka terdampak gempabumi yang berpusat di 2.60 LS dan 140.66 BT pada kedalaman 10 kilometer.

 BACA JUGA:Peringati HPN 2023, Wakil Wali Kota Cirebon: Perkuat Ekosistem Industri Pers

Sebelumnya telah dikabarkan bahwa atas peristiwa gempabumi tersebut, sebanyak empat warga meninggal dunia.

Lebih lanjut untuk kerugian material menurut perkembangan pendataan pada pukul 18.17 WIB Kamis 9 Februari 2023 meliputi 2 rumah rusak sedang.

Kemudian, 3 rumah rusak berat, 1 ruko cafetaria Cirita roboh kemudian tenggelam, 3 gedung terdampak, RSUD Kota Jayapura rusak, 1 masjid, 2 gereja dan 1 unit hotel turut terdampak.

BACA JUGA:Ridwan Kamil Pantau Kondisi Warga Jawa Barat di Turki

Sebagai upaya penanganan darurat bencana, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Jayapura bersama BPBD Provinsi Papua dan lintas instansi terkait telah mendirikan tenda darurat, menyediakan lokasi pengungsian, dapur umum dan memberikan dukungan dasar bagi para pengungsi.

Adapun kebutuhan yang mendesak dan dibutuhkan saat ini berupa tenda darurat dan genset untuk listrik. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase