ADA APA? Syekh Panji Gumilang Tiba-tiba Singgung 8 Poin Piagam Madinah, Pidato Lama yang Menarik

ADA APA? Syekh Panji Gumilang Tiba-tiba Singgung 8 Poin Piagam Madinah, Pidato Lama yang Menarik

Syekh Panji Gumilang mengulas Piagam Madinah dalam satu satu pidatonya.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Ada yang menarik dari pidato lama Syekh Al Zaytun AS Panji Gumilang. Pidato itu menyinggung prinsip-prinsip Piagam Madinah. Ada 8 prinsip yang bisa dijadikan acuan umum bernegara.

Pidato itu disampaikan dalam rangka acara menyambut tahun baru 1423 hijriyah di Mahad Al Zaytun yang berlokasi di Mekarjaya, Gantar, Indramayu ini. Pidato yang dikenal dengan “Suroan” ini sudah 21 tahun yang lalu yakni tahun 2002.

Menurutnya, keberhasilan Rasulullah membangun suatu masyarakat ideal, yang terwujud dalam suatu negara, yang diberi nama Madinah. 

Madinah artinya "Kota" atau "Tempat" berlakunya tuntunan agama atau tempat peradaban.

BACA JUGA:Bagi Penggemar Coldplay yang Tidak Kebagian Tiket, Sandiaga Uno Akan Usahakan Langkah Ini

Di  dalam masyarakat seperti itulah, jelas Panji, Rasulullah secara berangsur-angsur menerapkan suatu sistem hukum. Sistem itu yang dapat melindungi mereka dalam kehidupan yang damai dan makmur.

Syech Panji Gumilang menggambarkan Kota Madinah dan sekelilingnya menjadi kota terhormat. Juga menjadi satu kota yang segenap penduduknya bertanggung jawab dan memikul kewajiban.

Hal itu guna menyelenggarakan keamanan, dan menjamin keselamatan. Juga membela atau menangkis setiap serangan musuh yang datang dari manapun juga.

Dan dengan perjanjian persahabatan itu pula, lanjut Panji, segenap penduduk Madinah dan sekelilingnya bertolong-menolong, bantu-membantu, dan hormat-menghormati.

BACA JUGA:KAYA RAYA! Deposito Jumbo Syekh Panji Gumilang, Perputaran Uang Al Zaytun Rp 595,2 M Per Tahun

Tentu antara seorang dengan lainya dan antara segolongan dengan golongan lainnya. Terutama dalam memelihara hak-hak mereka masing-masing. 

Selama di Makkah Rasulullah, ungkap Panji hanya bertindak sebagai pemimpin "agama". Rasulullah belum mempunyai kekuatan dan kesatuan politik yang mengusai suatu wilayah. Karena pada priode itu ummat Islam dalam posisi lemah dan tertindas. 

Sementara di Madinah, jelas Syech Al Zaytun, ummat Islam mempunyai kedudukan yang lebih baik. Juga merupakan ummat yang kuat serta dapat berdiri sendiri (mandiri).

Di Madidah, tegas Panji, Muhammad Rasulullah tidak hanya menjadi pemimpin agama. Tetapi juga sekaligus sebagai pemimpin negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: