TERBARU! Syekh Panji Gumilang: Haleluya Sama Dengan Tahlil, Natalan di Al Zaytun Sudah Biasa
Syekh Panji Gumilang pendiri Mahad Al Zaytun menyebut ucapan Haleluya sama dengan Tahlil.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Syekh Panji Gumilang kembali memantik kontroversi pada pernyataan terbarunya yang menyamakan Haleluya dengan tahlil pada umat Islam.
Bahkan, Mahad Al Zaytun mengizinkan pelaksanaan Kebaktian Natal di lingkungan pondok pesantren yang berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu.
Bagi publik, pernyataan Syekh Panji Gumilang tentu bakal mengherankan. Tapi, baginya hal tersebut tak masalah, karena ada tujuan besar di balik itu.
"Menimbang jangan selalu umum. Jangan pernah menimbang sesuatu pandangan umum. Itulah kehidupan," kata Syekh Panji Gumilang dalam penjelasannya.
BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Soal Umat Islam: Jangan Kaku dan Terbelenggu
Menurut dia, tidak ada yang salah dengan pelaksanaan kebaktian Natal di Mahad Al Zaytun. Sebab, hal tersebut adalah wujud implementasi dari Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Apa salahnya? Mereka menjalankan agama, kita mentolerir agama. Akan menjadi damai kalau begitu," tuturnya.
Lantas Syekh Panji Gumilang menyinggung mengenai ucapan Haleluya pada Umat Nasrani. Disampaikan Syekh Al Zaytun, maknanya sama dengan Umat Islam bertahlil.
"Haleluya itu artinya, besarkan Tuhan. Lha kita kan Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu sama dengan bertahlil itu, Haleluya itu," bebernya.
BACA JUGA:Panji Gumilang Lakukan Cara Ini, Pantas Saja Al Zaytun Kaya Raya
Karenanya, kata dia, tidak ada hal yang mesti dipersoalkan. Meski masyarakat umum pastinya akan merasa heran. Tapi, hal tersebut bukan tolak ukur baginya.
Sebelumnya, pada sebuah kesempatan Syekh Panji Gumilang mengungkapkan, moto yang selalu digaungkan Al Zaytun yakni, hidup bersama dan tekad pendidikan antar bangsa.
“Pendidikan antar bangsa, pilar utamanya adalah global thinking,” demikian disampaikan Syekh Panji Gumilang saat Orasi Ilmiah Wisuda IAI Al Azis.
Diceritakan Syekh Panji Gumilang, ketika itu di Jakarta sedang rawan. Tiba-tiba, datang seorang kawan dan meminta izin untuk menyelenggarahan ibadah Natal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: