Tak Dianggap Banyak Orang, Syekh Panji Gumilang Justru Serius, Soal Apa Itu?
Syekh Panji Gumilang sangat memperhatikan kebutuhan dan kemandirian pangan di Al Zaytun. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com
Ini merupakan sumber makanan yang bisa mengokohkan tulang. Untuk snack para santri Al-Zaytun. Bisa menjadi selingan pangan supaya jangan hanya bubur kacang hijau saja.
Bubur hanjeli ini bisa disajikan dengan campuran labu, kacang black eyed atau kedelai organik dan sorgum merah.
Dengan diversifikasi pangan ini, maka konsumsi pokok pangan tidak hanya bersandar pada nasi atau beras.
BACA JUGA:PT KAI Daop 3 Cirebon Berikan CSR Keagamaan di Tiga Lokasi Ini
Jika harus makan nasi, kata Syech Panji Gumilang, konsumsilah yang berasal dari padi yang hebat dan yang berkualitas tinggi.
Padi jenis apa? Panji Gumilang menyebut padi Basmati yang berasal Kashmir, India.
Tapi hasil penelitian Syech Al-Zaytun itu, beras Basmati ini melahirkan varietas baru. Panji Gumilang menyebut dengan istilah Kashmirin. Kependekan dari Kashmir-Indonesia.
Kasmirin inilah yang bisa dijadikan nasi yang hebat. Untuk menghasilkan beras jenis ini, Syech Al-Zaytun menanam dalam jumlah besar.
BACA JUGA:Pebisnis Kuliner Terjun Nyaleg, Ini Motivasinya
Begitu juga, Syekh Al Zaytun pun telah menanam hanjeli seluas 30 hektar. Begitu juga Sorgum lokal 5 hektar dan Sorgum Numbu 5 hektar. Jumlah tanaman seluas itu bisa untuk cadangan pangan 1 tahun.
“Mutu dan kualitas pangan bangsa kita, harus terus ditingkatkan,” ungkap Panji Gumilang, ketika itu.
Inilah berita gembira dari Al Zaytun. Yang memiliki dan mengembangkan sumber pangan alternatif cukup banyak. Bagaimana dengan Indonesia? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: