Mahad Al Zaytun Miliki Laboraturium Canggih, Kembangkan Tanaman dari Israel
Laboratorium Mahad Al Zaytun untuk mengembangkan kultur jaringan. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com
BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Ingin Ubah Pemerintahan di Indonesia, Simak Kata-katanya, Wow Ternyata
Selain tanaman-tanaman keras tadi, juga mulai dikembangkan tanaman-tanaman nonkayu keras seperti tiin, zaytun dan anggur Israel.
Di laboratorium yang terletak di sektor selatan itulah, ahli dan peneliti kultur jaringan Al-Zaytun setiap hari bertungkus lumus membudidayakan bibit-bibit unggul itu.
Tanaman jati merupakan yang terbanyak dibudidayakan di laboratorium kultur jaringan ini. Sudah puluhan ribu tanaman jati Mahad Al-Zaytun (jati MAZ) yang kemudian dilafalkan dan dipopulerkan menjadi jati mas, dibudidayakan di laboratorium ini.
Lalu apa sebenarnya kultur jaringan itu?
Bagi sebagian masyarakat awam tentu masih asing dengan istilah kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk memisahkan/mengisolasi bagian dari tanaman seperti sel, jaringan atau organ (daun, akar, batang, tunas dan sebagainya).
BACA JUGA:11 Tuduhan dan Cacian untuk Syekh Panji Gumilang, Hanya Dijawab Begini
Serta, membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali (secara in vitro) dan aseptik. Sehingga, bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri/beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
Teknik kultur jaringan berkembang dari adanya teori totipotensi sel oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. Dia menyatakan di dalam masing-masing sel tumbuhan mengandung informasi genetik dan sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap. Hal itu bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai.
Ini didukung penemuan zat pengatur tumbuh oleh Skoog dan Miller, tahun 1957. Penemuan bahwa regenerasi tunas dan akar secara in vitro dikendalikan secara hormonal oleh zat pengatur tumbuh sitokinin dan auksin. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: