Cerita Syekh Panji Gumilang Damaikan Palestina dan Israel, Duta Besar Timur Tengah Sampai Kumpul

Cerita Syekh Panji Gumilang Damaikan Palestina dan Israel, Duta Besar Timur Tengah Sampai Kumpul

Momen pendiri Mahad Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang dan Ribhi Awad berjumpa, termasuk menginisiasi damaikan Israel dan Palestina.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

BACA JUGA:Seberapa Hebat Chen Long? Tunggal Putra Jagoan China yang Memutuskan Pensiun di 2023

Tidak disangka, ternyata Ribhi Awad adalah koordinator dari dubes-dubes tersebut. Sehingga undangan pun dengan mudah tersampaikan.

“Ternyataan kedutaan besar yang negara Islam, ketuanya adalah Ribhi Awad. Sempat diundang, ada Dubes Libia, Nigeria dan bincang-bincang. Pada waktunya datanglah para duta besar, yang undangannya disampaikan lewat Ribhi Awad,” bebernya.

Terkait perbaikan hubungan diplomatik Israel dan Palestina, akhirnya semuanya dijajaki. Juga dibahas bagaimana Palestina menjalin kerjasama dengan Israel.

“Ada yang secara tidak langsung menolak, ada yang setuju. Yang penting itu sudah dilontarkan dan ditanggapi. Itu karena hubungan baik syekh dan Ribhi Awad," katanya.

BACA JUGA:HEBOH! Iran Beli Pesawat dari Prancis, Parkir di Bandara Kertajati, Mengakali Sanksi AS? Indonesia Terlibat?

Setelah pertemuan itu, Syekh Al Zaytun juga menyampaikan kepada Jend (Purn) AM Hendropriyono Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Sekaligus bertanya, kenapa tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel?

"Siapa yang tidak kenal Jenderal Hendropriyono, yang dalam intelijen sangat mumpuni," tegasnya.

Dijawab oleh Hendropriyono, pertama karena takut ke negara-negara Arab. Syekh bertanya: “Kenapa harus takut kepada Arab?” Dijawab Jendera Hendropriyono: “Sudah lah syekh jangan ke sana-sana, terlalu jauh,” ungkapnya.

Dari pertemuan itu, proses penjajakan tidak pernah berhenti. Sekaligus upaya untuk membuka hubungan diplomatik antara Israel dan Palestina.

BACA JUGA:Bertemu di Qatar, Kapten Persib U-17 Bertanya ke Prabowo Subianto, Begini Jawabannya

“Syekh menyampaikan itu pada jalurnya dan tidak pernah berhenti. Kalau orang mengatakan membela Palestina, belum tentu ketika Ribhi Awad itu sakit membantu,” katanya.

Bahkan, ketika Ribhi Awad selesai sebagai dubes, tidak akan memperhatikan. Tapi ketika hal tertentu terjadi, banyak orang yang menolong Palestina membuka dompet.

“Jadi hubungan diplomatik itu, Syekh sejak awal menjajaki. Intinya ketika Fatah memimpin Palestina diusahakan. Sampai terjadilah rundingan di berbagai tempat,” bebernya.

Kemudian Yaser Arafat wafat, dan sampai sekarang belum terjadi perdamaian. Rezim di Palestina juga sudah berganti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: