Pasca Gempa Bumi 6.4 Magnitudo Dekat Bantul, Badan Geologi Kementerian ESDM Keluarkan 4 Rekomendasi

Pasca Gempa Bumi 6.4 Magnitudo Dekat Bantul, Badan Geologi Kementerian ESDM Keluarkan 4 Rekomendasi

Gempa bumi guncang Kabupaten Bantul, DIY, Jumat 30 Juni 2023 pukul 19:57:43 WIB-BMKG-

JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi  Kementerian ESDM mengeluarkan hasil analisisnya terkait gempa bumi 6.4 Magnitudo yang terjadi di selatan pantai Kabupaten Bantul, DIY, Jumat 30 Juni 2023 pukul 19.57 WIB.

BACA JUGA:Pernyataan Syekh Panji Gumilang yang Diduga Penistaan Agama, Allah Berbahasa Arab dan Orang Indramayu

Berdasarkan keterangan tertulisnya, Sabtu 1 Juli 2023, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDNM, Sugeng Mujiyanto menyampaikan bahwa morfologi daerah terdekat dengan pusat gempa tersebut pada umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian utara.

“Wilayah pantai daerah tersebut secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E).”

BACA JUGA:Gaduh Soal Pondok Pesantren Al Zaytun, Ketua Alumni Al Azhar Indonesia Bilang Begini

“Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunungapi muda, serta batuan berumur tersier berupa batuan sedimen (batupasir, batulempung, batulanau, batugamping),” ucapnya.

Kemudian, Sugeng melanjutkan, sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.

BACA JUGA:'Dikancani Berjuang Malah Tinggal Gendaan', Spek Lelaki Durjana Brutal, Kisah Perceraian Dewa Eka Prayoga

Endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

“Selain itu, pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi,” imbuhnya.

Sehingga, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi yang terletak pada bagian atas megathrust. “Sesar aktif pada zona ini pada umumnya merupakan sesar naik,” jelas Sugeng.

BACA JUGA:Bareskrim Polri Panggil Panji Gumilang Awal Pekan Depan, Kemungkinan Bakal Dicecar Pertanyaan Soal Ini

Walau lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, tapi tidak menyebabkan deformasi bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini  Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi  Kementerian ESDM memberikan rekomendasi sebagai berikut:

BACA JUGA:Timnas Putri U-17 Lakukan Laga Ujicoba, Rudi Eka: Mental dan Fisik Mendekati Siap

Pertama, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

Kedua, bangunan di daerah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

BACA JUGA:Warga Bantul Meninggal Dunia Akibat Gempa Bumi 6.4 Magnitudo

Ketiga, karena wilayah bagian selatan DIY dan Jawa Tengah tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus lebih ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

Keempat, kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) yaitu : retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase