Tertarik, Presiden Jokowi Siap Hadir di KTT BRICS di Afrika Selatan Agustus Mendatang
Menko Marvest RI, Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa membahas persiapan KTT BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan). [email protected]
JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa Presiden Joko Widodo siap menghadiri secara langsung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS, di Afrika Selatan pada akhir Agustus 2023.
BACA JUGA:Persiapan Hadapi Pemilu Legislatif 2024, Baher Lakukan Konsolidasi Pemenangan
Melansir unggahan resmi di Instagram @luhut.padjaitan, Kamis 13 Juli 2023, terlihat Menko Marvest bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa yang membahas persiapan KTT BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).
“Pertemuan ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan kehadiran Presiden @jokowi pada gelaran KTT BRICS yang akan dilaksanakan minggu ketiga bulan Agustus nanti,” ujarnya dalam unggahan Instagram @luhut.pandjaitan.
Adapun KTT BRICS yang akan digelar pada 22 sampai 24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afrika Selatan itu nantinya bakal dihadiri oleh seluruh pemimpin negara-negara BRICS.
Perlu diketahui, bahwa BRICS merupakan akronim dari Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, yang merupakan 5 negara berkembang terdepan di dunia.
Akronim ini pertama kali dicetuskan oleh pakar ekonomi Amerika Serikat yang bekerja di perusahaan keuangan global Goldman Sachs, yakni Jim O'Neal pada tahun 2001.
Menurutnya pada tahun 2050, gabungan ekonomi ke-lima negara itu di prediksi akan menjadi kekuatan ekonomi dunia yang baru.
BRICS untuk pertama kali melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Yekaterinburg, Rusia, pada tanggal 16 Juni 2009, dihadiri oleh Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Perdana Menteri India Manmohan Singh, dan Presiden China Hu Jintao.
Dalam perjalanannya, para pemimpin BRICS bersikeras bahwa kelompok ini akan menjadi sebuah kekuatan perubahan baru di Dunia.
Hal ini terbukti, jika BRICS punya lembaga keuangan sendiri yakni membentuk New Development Bank. Yakni, lembaga keuangan yang terinspirasi oleh Bank Dunia dan telah menyetujui lebih dari 30 miliar dolar Amerika Serikat pinjaman untuk berbagai proyek seperti infrastruktur air dan transportasi sejak mulai beroperasi pada tahun 2015.
Di New Development Bank ini tidak ada pemegang saham yang dominan. Beijing menyetujui kepemilikan setara yang dianjurkan oleh New Delhi. Bank ini berkantor pusat di Shanghai, pernah dipimpin oleh seorang India dan sekarang mantan Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Kemudian, dalam perkembangannya, sebanyak 19 negara telah menyatakan ketertarikannya bergabung dengan BRICS dan 13 di antaranya telah meminta untuk bergabung.
BACA JUGA:WOW! Persipa Pati Datangkan Pemain Jepang Takuto Miki, Langsung Diperkenalkan
Salah satu yang cukup fenomenal adalah bergabungnya Arab Saudi dan Iran kedalam BRICS. Padahal, selama ini dua kekuatan besar di kawasan Timur Tengah tidak pernah akur, baik secara politik, ekonomi, agama, budaya dan lain sebagainya.
Sementara, negara lain yang telah menyatakan minatnya termasuk Argentina, Uni Emirat Arab, Aljazair, Mesir, Bahrain, dan Indonesia, bersama dengan dua negara dari Afrika Timur dan satu negara dari Afrika Barat yang tidak disebutkan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase