Connie Rahakundini Bakri di Al Zaytun: Shalom Aleichem, hormat saya dengan Syekh Panji

Connie Rahakundini Bakri di Al Zaytun: Shalom Aleichem, hormat saya dengan Syekh Panji

Connie Rahakundini Bakrie hadir di Mahad Al Zaytun Indramayu memenuhi undangan Syekh Panji Gumilang. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Akademisi, analis militer, pertahanan dan intelijen, Dr Connie Rahakundini Bakrie, akhirnya hadir di Mahad Al Zaytun INDRAMAYU memenuhi undangan Syekh Panji Gumilang.

Menariknya, saat menyampaikan sambutan, Connie Rahakundini juga menyampaikan Assalamulaikum hingga shalom aleichem kepada hadirin acara peringatan 1 Suro atau 1 Muharram itu.

Dia bercerita bahwa kedatangannya adalah memenuhi tugas. Baik sebagai guru hingga pendidik. Terutama melihat Mahad Al Zaytun yang merupakan lembaga pendidikan.

"Kehadiran saya di tengah syekh dan hadirin sekalian adalah untuk menjalankan guru dan tugas kami sebagai guru dan pendidik," kata Connie, Rabu, 19, Juli 2023.

BACA JUGA:Kang Emil di HUT Kota Cirebon: Hampir Setengah Triliun Bantuan Keuangan Selama 5 Tahun

Diungkapkan Connie, dirinya hadir bersama  dosen PTIK, dosen Universitas Pertahanan (Unhan) untuk melihat galangan kapal PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana.

"Kesempatan emas bagi kami melihat galangan kapal beserta perangkat untuk mewujudkan ekonomi biru dengan kerja nyata oleh Al Zaytun dengan kemandirian berdikarinya," kata Connnie.

Ditambahkan dia, kedatangan ke Al Zaytun sebenarnya turut belajar memetik pengetahuan dan kebijaksanaan. Hal tersebut penting bagi seorang pendidik.

"Di Indonesia abad kegelapan terjadi karena 2 hal. Yakni karena kolonialisme dan era sok pintar, sok paling tahu dan sok paling benar. Di tengah smartphone di tangan penduduk. Silakan nilai sendiri, kemunduran tata adab, pikir, dengan smartphone di tangan kita," tandasnya.

BACA JUGA:Tol Cisumdawu Ganti Nama Tol Cisumjati, Jadi?

Berkaitan dengan proyek kapal Al Zaytun, Connie mengaku sangat mendukung. Apalagi Indonesia telah menetapkan visi sebagai negara poros maritim dunia.

"Kita harus berani mengakui bahwa telah mengalami kemunduran. Bahkan mungkin lupa menguasai laut. Al Zaytun ini, menggunakan perspektif sejarah dalam menyusun rencana termasuk dalam blue economy," katanya.

Dijelaskan Connie bahwa leluhur Bangsa Indonesia memiliki visi maritim. Bahkan dikenal dengan kepiawaannya di lautan. Tetapi, hal itu seolah hilang setelah era kolonialisme.

"Leluhur kita memiliki visi maritim yang tegas dan konsisten. Memiliki strategi perang laut. Rainha de Jepara Ratu Kalinyamat sangat dihormati Portugis. Kejayaan Kerajaan Goa menjadi maritim besar selama 149 tahun. Di puncak kejayaan ditopang kebudayaan besar maritim," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: