Paguyuban Pasundan Mesti Jadi Perekat di Tengah Keberagaman

Paguyuban Pasundan Mesti Jadi Perekat di Tengah Keberagaman

Pelepasan puluhan anak yatim untuk dibina di rumah yatim yang didirikan Paguyuban Pasundan Kota Cirebon, dalam rangka milangkala ke-110 Paguyuban. Pasundan.-Azis Muhtarom-Radar Cirebon

BACA JUGA:Tahun 2024, Disbudpar Usulkan Tiga Bangunan Menjadi Cagar Budaya, Penasaran Bangunan Apa Saja Ya?

Prof Didi menilai, potensi konflik itu ada di mana-mana bisa terjadi di manapun itu potensi yang biasa. Apabila pemahaman kesadaran berpolitiknya masih belum berkembang mata.

“Masyarakat Jawa barat jangan bagian dari konflik tersebut. Jawa barat, termasuk Cirebon jangan menjadi sentra pertempuran elit politik Jakarta, konflik para elit tidak boleh dibawa ke Jawa Barat,” tegasnya.

Dirinya berharap, masyarakat Jawa Barat harus tetap tenang, aman, damai, tenteram.

Sebagaimana harapan para pendiri bangsa ini, bahwa semua anak bangsa harus tetap bersatu di tengah kebhinekaan.

BACA JUGA: Majalengka Bageur salurkan 3.800 Paket Sembako di Bantarujeg

Sementara itu, Ketua Umum Paguyuban Pasundan Kota Cirebon Drs H Hediyana Yusuf MM menyebutkan, peringatan hari jadi ke 110 di Kota Cirebon, diperingati dengan berbagai agenda.

Di antaranya, melantik 5 pengurus PAC atau tingkat Kecamatan se-Kota Cirebon, sebagai ujung tombak yang diharapkan menjadi perekat persatuan masyarakat di lingkungan terkecil.

Selain itu, untuk terus dirasakan manfaatnya di tengah masyarakat, paguyuban Pasundan kota Cirebon juga melaunching rumah yatim, yang akan membina pendidikan dan jaminan sosial bagi pada anak yatim hingga menggapai cita-citanaya di masa depan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: