Bukan Didasar Laut Jawa, Inilah Harta Karun Indonesia yang Terancam Hilang
Salju abadi di Puncak Jaya Pegunungan Cartenz Papua terancam hilang akibat perubahan iklim.-Bakri.uma.ac.id-
JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Belakangan Cirebon dihebohkan oleh penemuan harta karun yang nilainya ratusan miliar yang berasal dari bawah Laut Jawa.
Harta Karun tersebut merupakan peninggalan para saudagar abad pertengahan yang kapalnya karam akibat berbagai faktor, mulai dari serangan badai, bajak laut atau serangan militer.
Namun, ada satu harta karun Indonesia paling berharga yang sebentar lagi akan hilang.
Harta Karun tersebut adalah salju abadi di Puncak Jaya, Pegunungan Cartenz, Papua.
BACA JUGA:Pabrik Pengolahan Minyak Cengkeh di Jalaksana Kuningan Terbakar, Ternyata Milik..
Salju abadi di Puncak Jaya terus mencair sehingga terancam hilang akibat perubahan iklim.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan kondisi salju abadi di Puncak Jaya.
Salju abadi di Puncak Jaya terus mengalami pencairan dan menuju kepunahan. Fenomena ini terjadi —diduga kuat— berkaitan dengan pemanasan global dan perubahan iklim di seluruh dunia.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, terjadi penurunan drastis luas area salju abadi di Puncak Jaya dalam beberapa dekade terakhir.
Dwikorita menyampaikan hal itu pada seminar ilmiah bertajuk 'Salju Abadi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?' di Auditorium Kantor Pusat BMKG seperti dilansir laman BMKG, Selasa 22 Agustus 2023.
BACA JUGA:Sambut Rute Penerbangan Kertajati-Nusawiru, Telah Dibangun Jembatan Ikonik di Jabar
Dia juga menjelaskan hasil riset analisis paleoklimat berdasarkan inti es yang dilakukan oleh BMKG bersama Ohio State University, Amerika Serikat.
Disebutkan, pencairan gletser di Puncak Jaya setiap tahun sangat masif terjadi. Ketika riset dimulai tahun 2010, ketebalan es mencapai 32 meter.
Seiring perubahan iklim yang terjadi di dunia, hingga tahun 2015, laju penurunan ketebalan es ialah satu meter per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase