Wisata Gang, Ciri Khas Kota Cirebon, Bukan Mirip Dolly, Tapi 'Harta Karun' Masa Lalu

Wisata Gang, Ciri Khas Kota Cirebon, Bukan Mirip Dolly, Tapi 'Harta Karun' Masa Lalu

Pedati Gede Pekalangan salah satu destinasi wisata gang di Cirebon.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Ada tulisan menarik dari jurnalis Radar Cirebon Group, Yanto S Utomo. Tulisan tersebut membahas soal ciri khas pariwisata di Kota Cirebon.

Tulisan yang pernah dimuat di koran Radar Cirebon beberapa waktu lalu itu, diberi judul: “Wisata Gang”. Salah satu istilah Wisata yang jarang dijumpai.

Banyak orang mengasumsikan wisata gang tersebut dengan hal-hal yang negatif. Biasanya dikaitkan dengan kegiatan prostitusi terselubung. Kegiatan ilegal itu biasanya berada di gang-gang sempit kawasan perkotaan.

Sebut saja Dolly di Kota Surabaya Jawa Timur. Kompleks prostitusi yang ada sejak zaman Belanda itu, dilakukan di gang, di salah satu sudut Kota Surabaya. Gang tersebut bernama Dolly.

BACA JUGA:Di Desa Bobotoh Cantik Pujaan Gelandang Persib Ini, Ternyata Miliki Situ yang Indah

Sekarang kawasan prostitusi di Gang Dolly itu telah ditutup. Tetapi banyak orang masih berprasangka buruk jika ada pariwisata yang menggunakan nama atau istilah “gang”.

Bisa jadi, wisata di gang-gang itu disamakan dengan Dolly Surabaya. Salah satu gang yang pernah menjadi lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu.

Padahal tidak demikian, khususnya di Kota Cirebon. Bicara wisata Cirebon tentu tak terlepas dari wisata religi atau wisata peninggalan masa lalu.

Peninggalan masa lalu yang sekarang sudah menjadi obyek wisata ini, berada di gang-gang sempit di Kota Cirebon. Gang-gang itu biasanya hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, naik becak atau sepeda motor.

BACA JUGA:Persib Legend Dukung Ganjar Pranowo Bikin Gerah Manajemen, Langsung Lakukan Hal Ini

Dalam tulisan Yanto S Utomo menyebut, walau di gang-gang, situs bersejarah itu masih banyak dikunjungi oleh wisatawan, terutama wisatawan lokal.

Berbagai macam alasan dan niat, para pengunjung itu mendatangi situs-situs yang berada di gang-gang tersebut. Ada yang ingin berziarah, berdoa, ada pula yang sekadar hanya ingin tahu.

Apapun alasannya, namun obyek wisata bersejarah yang ramai dikunjungi itu, berada do gang-gang. Maka tidak salah jika dalam tulisannya Yanto S Utomo memberikan judul: “Wisata Gang”.

Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ini tulisan Yanto S Utomo soal Wisata Gang secara lengkap:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: