Wisata Gang, Ada 6 Lokasi Layak Dikunjungi, Bukti Kejayaan Masa Lalu Kota Cirebon
Masjid Merah Panjunan salah satu destinasi wisata gang di Kota Cirebon.-Kemendikbud-radarcirebon.com
Tumenggung Aria Wiracula merupakan yang berjasa bagi perkembangan ekonomi Kota Cirebon membuat pusaranya sering kali di ziarahi.
Pengunjung rata-rata didominasi oleh warga keturunan Tionghoa yang ingin berdoa dan bersembahyang di makam tersebut. Biasanya yang ramai itu pada saat Imlek atau Cap Go Meh.
Makam Aria Wiracula tepat berada di sebelah kanan makam istrinya yang bernama Lao Lip Ay. Oleh karenanya, pemakaman ini juga dikenal dengan sebuatan makam Siang Kong atau makam suami istri.
BACA JUGA:Polisi Amankan Galian Ilegal di Majalengka, Dua Alat Berat Disita
Sementara, dua makam para pengawal nampak terletak di sisi kanan dan belakang makam Tumenggung Aria Wiracula. Terdapat juga sebuah makam yang diduga sebagai kuburan kuda peliharaan Tumenggung Aria Wiracula.
Dua makam pembantu berada di bagian belakang makam utama. Dua makam inilah yang bentuknya seperti makam umat Islam di Indonesia.
4. Masjid Merah Panjunan
Masjid ini berumur sekitar 524 tahun. Mulanya tahun 1480 merupakan sebuah surau yang dibangun oleh Pangeran Panjunan (Syarif Abdurrahman). Dahulu ukurannya 150 m2.
Surau ini dibangun 18 tahun sebelum pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa. Dengan demikian, surau ini merupakan tempat ibadat umat Islam kedua di Cirebon, setelah Tajug Pejlagrahan di Kampung Sitimulya.
BACA JUGA:Ketika Luluk Sofiatul Jannah Menangis Minta Maaf, Orangtua Siswi Magang yang Dibentak Jadi Sorotan
Dikenal dengan nama Masjid Merah karena dindingnya dibangun dari susunan bata merah ekspose. Sementara Panjunan menunjuk pada nama kampung di mana masjid ini berada.
Pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati, surau ini kerap digunakan untuk pengajian dan musyawarah Wali Sanga.
Ketika Kesultanan Cirebon diperintah Panembahan Ratu (cicit Sunan Gunung Jati), sekitar 1549, halaman masjid dipagar dengan kuta kosod. Pada pintu masuk dibangun sepasang candi bentar dan pintu panel jati berukir.
Sekitar tahun 1978 masyarakat setempat membangun menara pada halaman depan sebelah selatan, sementara candi bentar dan pintu panel dibongkar.
BACA JUGA:Jalin Sinergitas, Ketua DPRD Apresiasi Kunjungan Pengurus PWI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: