Apa Itu Sistem Perdagangan Karbon? Konon Bisa Jadi Lumbung Cuan bagi Indonesia

Apa Itu Sistem Perdagangan Karbon? Konon Bisa Jadi Lumbung Cuan bagi Indonesia

Perdagangan karbon konon akan jadi lumbung cuan untuk Indonesia. Ilustrasi foto:-Pixabay-

Perdagangan karbon ini dipopulerkan dalam wacana mencegah perubahan iklim dan pemanasan global.

Yang diakibatkan karena adanya peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana di atmosfer.

BACA JUGA:Target Sudah di Depan Mata, Bojan Hodak Senang Bukan Main, Ciro dan Alberto Tidak Ada Keluhan

BACA JUGA:Survey Membuktikan: Turis Malaysia via Kertajati Mayoritas ke Bandung, Favoritnya Belanja ke FO

Dengan harga pasaran karbon sebesar USD 10 per ton emisi CO2eq (ekuivalen; gas yang setara dengan karbon dioksida seperti metana). 

Bisnis ini bisa menjadi salah satu ladang penghasil uang yang cukup menggiurkan bagi pemilik hutan dan lahan di negara-negara tropis. Tentunya termasuk bagi Indonesia.

Perusahaan yang membutuhkan jasa penyerapan emisi gas karbon dioksida harus berinvestasi.

Juga menyumbang dana terhadap proyek-proyek yang melestarikan lingkungan dan dapat menyerap gas berbahaya yang telah mereka hasilkan selama proses produksi di pabrik.

Lalu, apa saja opinimu tentang perdagangan karbon?

Menurut Nafis Athallah, tentu saja ini adalah peluang bisnis yang sangat potensial. Juga memiliki pasar yang bagus untuk beberapa dekade kedepan. 

“Terutama bagi negara kita, Indonesia yang memiliki hutan tropis yang luas di pulau Sumatera, Kalimantan serta Papua,” tulis Nafis.

Bisnis ini sering dikontrak dan diminati oleh perusahaan terkenal dan ternama dari negara-negara Eropa. Sehingga honor/komisi yang didapat juga tidak sedikit, tergantung dari harga karbon global. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: