Study Tour SMA Jadi Sorotan, Forlista Dorong Pemerintah Libatkan Biro Perjalanan Lokal

Study Tour SMA Jadi Sorotan, Forlista Dorong Pemerintah Libatkan Biro Perjalanan Lokal

Forlista Dorong Kegiatan Study Tour SMA Dikelola Biro Lokal-APRIDISTA SITI RAMDHANI-RADAR CIREBON

Di samping itu, Ketua ASPPI DPC Cirebon Raya, Abdul Rozak mengungkapkan saat ini Cirebon memiliki lebih dari 100 biro perjalanan wisata.

Bahkan di dalamnya mayoritas sudah memiliki sertifikasi hingga merupakan assesor. Sehingga semestinya biro perjalanan Cirebon tak perlu diragukan lagi untuk menangani perjalan study tour.

BACA JUGA:Lapangan Tembak Sarwajala Resmi Digunakan, Forkopimda Uji Coba Menembak Pistol

BACA JUGA:Murka, Heru Subagia menyobek Kertas Pengumuman di Kantor DPD PAN Kabupaten Cirebon

Sangat disayangkan jika dalam lima tahun ke belakang SMA di Kota Cirebon justru menggunakan biro luar dengan membanderol harga yang fantastis dan memberatkan orangtua. Selisih harga yang tajam ini tentu menimbulkan persoalan.

Dikhawatirkan nantinya hal ini bisa mengakibatkan krisis kepecayaan user pada biro perjalanan wisata atau travel agent.

"Jangan sampai ada krisis kepercayaan dari user khususnya di kalangan orangtua terhadap travel agent sehingga dianggap mahal," jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Forlista Ciayuamajakuning sekaligus Ketua IPI Ciayumajakuning, Ariyanto mengungkapkan harga perjalanan study tour SMA di Kota Cirebon termasuk harga yang paling mahal dibandingkan sekolah lainnya.

Diakomodir dengan satu biro perjalan dari luar kota dengan bus dan destinasi wisata yang sama, harga yang dibandero sangat fantastis mencapai Rp2,8juta per anak.

Padahal menurutnya dengan perjalanan tersebut, harga yang dibanderol masih bisa dipangkas jauh.

Salah satu penyebab harga yang membengkak ini adalah kebiasaan biro perjalanan yang memanjakan guru untuk setiap wisata makan dengan sistem all you can eat.

Selain itu juga memberikan bonus pada pihak sekolah di awal perjanjian.

"Tak sedikit orangtua yang protes dan menanyakan pada beberapa anggota biro perjalanan kami, harganya sangat bengkak," ungkapnya.

Ariyanto juga menyayangkan akan terjadinya hal ini, terlebih perjalanan study tour SMA di Kota Cirebon yang sudah dalam beberapa tahun terakhir menggunakan biro perjalanan dari luar daerah.

"Dengan menggunakan biro tersebut tentu pajak yang masuk bukan ke kota Cirebon, kami harap ini bisa menjadi perhatian pemerintah untuk bisa memberdayakan dan memberi perhatian lebih pada biro perjalanan lokal," tukasnya. (opl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: