Mengenal Varian Baru Covid-19 Eris EG.5 yang Sedang Naik Daun

Mengenal Varian Baru Covid-19 Eris EG.5 yang Sedang Naik Daun

Ilustrasi Covid-19 subvarian Eris EG.5-Fernando Zhiminaicela-Pixabay

RADARCIREBON.COM – Jelang akhir tahun 2023, sebagian negara kembali dilanda virus Covid-19, termasuk Indonesia.

Virus Covid-19 yang beredar saat ini merupakan subvarian baru yang disebut Eris EG.5.

Covid-19 subvarian baru yang disebut Eris EG.5 ini sebenarnya diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Februari lalu.

Namun organisasi tersebut mengatakan virus ini memiliki risiko rendah terhadap kesehatan masyarakat, dan tidak ada bukti bahwa virus tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar saat ini.

BACA JUGA:Potensi Peluang dan Risiko Teknologi Nano dalam Bidang Kosmetik

BACA JUGA:Inilah Alasan Ammar Zoni Kembali Mengonsumsi Narkotika yang Membuat Dirinya Ditangkap Polisi Lagi

Sejak pertama kali muncul, Covid-19 telah bermutasi atau berubah bentuk dan semakin berbeda.

Versi genetik baru yang terus bermunculan disebut varian salah satunya EG.5 adalah mutasi dari varian Covid-19 Omicron.

Menurut WHO, penyakit ini pertama kali terlihat pada Februari 2023 dan kasusnya terus meningkat di negara Eropa.

EG.5 dijuluki Eris di media sosial yang diambil dari nama dewi dalam mitologi Yunani.

Nama panggilan tidak resmi ini mungkin merupakan kelanjutan dari konvensi WHO yang menggunakan huruf-huruf alfabet Yunani untuk menetapkan label yang sederhana dan mudah diucapkan untuk varian-varian utama.

Sistem penamaan WHO muncul setelah para ahli sepakat bahwa nama ilmiah sulit diingat dan rentan salah pelaporan.

BACA JUGA:Korban Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Kereta Api Feeder di Bandung Barat Jadi 5 Orang

BACA JUGA:Ditangkap, Pelaku Begal Pakai Umpan Wanita Cantik Berusia 18 Tahun, Dikejar Sampai Purwakarta

Hal ini juga dimaksudkan untuk menghentikan pemberian nama varian berdasarkan negara tempat mereka pertama kali ditemukan.

Dalam penilaian terbarunya, WHO memasukkan EG.5 dan sub-varian yang sangat terkait dengannya, termasuk 5G.5.1.

Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), 5G.5.1 sekarang merupakan satu dari tujuh kasus Covid-19 yang didapat melalui tes di rumah sakit.

Dr Meera Chand, wakil direktur badan tersebut, mengatakan bukan hal yang tidak terduga melihat munculnya varian baru.

EG.5.1 ditetapkan sebagai varian pada tanggal 31 Juli 2023 karena pertumbuhan yang berkelanjutan secara internasional dan kehadirannya di Inggris.

Bahkan kasus EG.5 juga meningkat di AS, dimana kasus ini telah melampaui sub-varian omicron lain yang beredar, menurut perkiraan yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

BACA JUGA:Tukang Tambal Ban Mabuk Lalu Berbuat Sadis, Korbannya Istri Sendiri, Memakai Linggis

BACA JUGA:Lawan Maling hingga Tewas, Muhyani Jadi Tersangka, Kapolresta: Ada Kesempatan Minta Pertolongan

Berdasarkan bukti yang ada, para pejabat WHO mengatakan tidak ada indikasi bahwa sub-varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah dan risikonya tidak lebih tinggi dibandingkan varian lain yang saat ini menjadi perhatian.

Beberapa tes menunjukkan virus ini lebih mudah menghindari sistem kekebalan tubuh kita dibandingkan beberapa varian yang beredar, namun hal ini belum menyebabkan orang menjadi sakit lebih parah.

Di Inggris, terdapat sedikit peningkatan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dalam beberapa minggu terakhir.

Terutama mereka yang berusia di atas 85 tahun, namun para ahli mengatakan jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan gelombang sebelumnya.

BACA JUGA:Jelang Nataru, Begini Persiapan Pertamina di Wilayah Jawa Barat, Stok Aman?

Tidak ada peningkatan jumlah orang dengan kondisi sakit parah yang dirawat intensif.

Para ahli di seluruh dunia akan terus memantau sub-varian tersebut dan menilai dampaknya, terutama ketika sekolah dan universitas dibuka kembali.

Menurut WHO, infeksi telah dilaporkan di 51 negara termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Republik Korea, Jepang, Kanada, Australia, Malaysia, Singapura, Indonesia, Inggris, Prancis, Portugal, dan Spanyol.

Para ahli mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu menyebabkan gejala baru Covid.

BACA JUGA:3 Hal yang Harus Diselesaikan Pemkot Cirebon Menurut Fitrah Malik

Gejala Covid bisa meliput diantaranya:

  • Demam
  • Batuk terus menerus
  • Perubahan indera perasa atau penciuman
  • Kelelahan
  • Pilek
  • Sakit tenggorokan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase