Anggota DPR RI Sorot Jumlah Penumpang Bandara Kertajati Hanya 1.500 per Hari: Harus Dicarikan Cara

Anggota DPR RI Sorot Jumlah Penumpang Bandara Kertajati Hanya 1.500 per Hari: Harus Dicarikan Cara

Penumpang Bandara Kertajati masih terbilang sepi, karena hanya rata-rata 1.500 per hari.-Istimewa - Tangkapan Layar-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Anggota DPR RI dari Komisi VI DPR RI yang melakukan kunjungan kerja ke Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, menyoroti animo penumpang yang terbilang rendah.

Bahkan saat kunjungan kerja ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, didapati fakta bahwa jumlah penumpang rata-rata hanya 1.500-an orang per hari.

Kemudian dari 7 rute penerbangan domestik yang memiliki izin, ternyata hanya 3 beroperasi rutin. Yakni, Balikpapan, Medan dan Bali.

Sedangkan 4 rute lainnya yakni, Palembang, Batam, Banjarmasin dan Makassar, relatif jarang dioperasikan.

BACA JUGA:Anggota DPR Sebut Harga Avtur di Bandara Kertajati Lebih Mahal dari Soetta, Khawatir Berpengaruh ke Tiket

Ketua Tim Rombongan Kunker Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron mengatakan, rendahnya pengguna jasa BIJB Kertajati perlu dicarikan solusinya.

"Bandara ini sudah punya fasilitas yang baik, bahkan bisa didarrati banyak pesawat termasuk yang terbesar seperti Antonov," kata Herman Khaeron.

Oleh karena itu, rendahnya pengguna jasa Bandara Kertajati menjadi perhatian dan pembahasan penting bersama Garuda Indonesia, Angkasa Pura, Air Nav dan jajaran manajemen BIJB.

"Ini mau diapakan kedepannya dengan keterbasan kunjungan penumpang yang rata-rata per hari hanya 1.500 orang," kata Herman Khaeron, dikutip radarcirebon.com dari kanal resmi DPR RI, Minggu, 25, Februari 2024.

BACA JUGA:Indonesia Perjuangankan Agar Israel Diberikan Fatwa Hukum Atas Pendudukannya di Palestina

Menurut dia, semula diharapkan penutupan Bandara Husein Sastranegara Bandung dapat mengalihkan penumpang ke Bandara Kertajati.

Oleh karena itu, perlu dicari solusi agar bisa meramaikan bandar udara internasional ini.

"Di Bandara Kertajati sudah ada rute potensial ke Kalimantan Timur, Balikpapan, Bali. Esensinya ini akan diapakan ke depannya, keterbatasan kunjungan penumpang," tandasnya.

Sorotan lainnya adalah mengenai harga avtur yang lebih mahal daripada di Bandara Soetta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: