Acara Seren Taun Cigugur Dipadati Warga, Dihadiri Kesenian Daerah Lain

Acara Seren Taun Cigugur Dipadati Warga, Dihadiri Kesenian Daerah Lain

Acara Serentaun Cigugur Kuningan menarik minat warga. -Andre Mahardika-Radar Kuningan

BACA JUGA:Pansus Bentukan DPRD Kabupaten Indramayu Bahas 2 Raperda

Nantinya, warga mengambil ikatan gabah tersebut untuk ditumbuk dengan lesung secara bersama sama. Cara tersebut merupakan upaya untuk menjaga kearifan lokal.

Menariknya, para penumbuk tidak berdiam di satu tempat, melainkan berkeliling sesuai rute yang diatur panitia.

Puncak acara Seren Taun berupa penumbukan padi, juga memiliki makna tersendiri. Bilangan 22 yang merupakan tanggal pelaksaan, dimaknai sebagai rangkaian bilangan 20 dan 2. 

Padi yang ditumbuk pada puncak acara sebanyak 22 kwintal dengan pembagian 20 kwintal untuk ditumbuk dan dibagikan kembali kepada masyarakat dan 2 kwintal digunakan sebagai benih. Bilangan 20 merefleksikan unsur anatomi tubuh manusia.

BACA JUGA:Foto Prabowo dan Gibran Mulai Dijual, Bisa Cari di PKL Sukalila

Baik laki-aki ataupun perempuan memiliki 20 sifat wujud manusia, adalah : 1. getih atau darah, 2. daging, 3. bulu, 4. kuku, 5. rambut, 6. kulit, 7. urat, 8. polo atau otak, 9. bayah atau paru, 10. ari atau hati, 11. kalilipa atau limpa, 12. mamaras atau maras, 13. hamperu ataun empedu, 14. tulang, 15. sumsum, 16. lamad atau lemak, 17. gegembung atau lambung. 18. peujit atau usus. 19. ginjal dan 20. jantung.

Ke 20 sifat diatas menyatukan organ dan sel tubuh dengan fungsi yang beraneka ragam, atau dengan kata lain tubuh atau jasmani dipandang sebagai suatu struktur hidup yang memiliki proses seperti hukum adikodrati. 

Hukum adikodrati ini kemudian menjelma menjadi jirim (raga), jisim (nurani) dan pengakuan (aku). 

Sedangkan bilangan 2 mengacu pada pengertian bahwa kehidupan selalu ada pasangan. Seperti siang dan malam, suka duka, baik buruk dan sebaginya.

Selain Nutug Pare, acara Seren Taun Cigugur semakin meriah dengan sejumlah penampilan kesenian lokal dari berbagai kabupaten yang sengaja datang.

Dari mulai Ogoh-ogoh, tarian berbagai daerah, hingga arak arakan hasil bumi, dibawa peserta pawai dari empat arah jalan.

Sebelum acara dimulai, dilangsungkam tradisi jajap pasukan yang dipimpin oleh Lengser, disertai iringan musik angklung buncis dan angklung kanekes dari Banten.

Mama Lengser menjelaskan, acara Seren Taun ini rutin digelar sebagai bukti dan wujud syukur atas rezeki yang diberikan Sang Pencipta. 

"Pada hari ini, puncak Seren tahun, intinya numbuk pare, wujud kami masyarakat Sunda khususnya bersyukur atas pemberian Tuhan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: