Hasan Nasbi: Pesan Presiden Jelas, Efisiensikan Anggaran Belanja Lemak, Bukan Layanan Dasar

Hasan Nasbi: Pesan Presiden Jelas, Efisiensikan Anggaran Belanja Lemak, Bukan Layanan Dasar

Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.-prabowosubianto.com-

JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Munculnya rumor yang beredar tentang ancaman munculnya gelombang PHK akibat kebijakan efisiensi anggaran, membuat Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi angkat bicara.

Dalam keterangan tertulis yang diterima radarcirebon.com, Kamis 13 Februari 2025, Hasan menegaskan bahwa jangan dikaitkan adanya karyawan yang kontraknya habis dengan kebijakan efisiensi anggaran.

Sebab, bisa saja terjadi ada karyawan yang memang kontrak kerjanya habis, lalu tidak diperpanjang.

“Kalau orang selesai kontraknya, jangan bilang itu PHK karena efisiensi. Kalau orang selesai proyeknya dan kemudian tidak dilanjutkan, karena memang sudah selesai.”

BACA JUGA:Kalah 0-3 dari Iran, Timnas Indonesia Penghuni Dasar Klasemen Grup C Piala Asia U-20 2025

BACA JUGA:Kendaraan Listrik Inovatif dan Berteknologi Tinggi, BYD Sealion 7 Resmi Diluncurkan di IIMS 2025

“Tanpa ada kebijakan efisiensi pun orang bisa selesai kontraknya. Kalau PHK karena efisiensi, dijamin itu tidak ada,” tegasnya.

Kemudian, Hasan juga menjelaskan terkait banyaknya berita yang membingkai efisiensi dikantor-kantor pemerintah telah mengganggu layanan kepada publik.

“Beberapa institusi ada salah menafsirkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD 2025.”

“Mereka tidak mengorbankan belanja lemak, tapi mereka mengorbankan layanan dasar. Itu salah tafsir,” tegasnya.

Lebih lanjut, Hasan menganalogikan efisiensi dengan kearifan lokal tentang besarnya manfaat menyisihkan segenggam dari tiga gelas beras yang dikonsumsi setiap hari.

BACA JUGA:Honda Bogor StreetFire Club (HBSC) Gelar Touring Wajib dan Lantik Anggota Baru

BACA JUGA:Didatangi DP3APPKB dan Komisi 3 DPRD Kota Cirebon, SMAN 7 Akui Ada Perundungan Verbal Terhadap Siswa Vokal

Satu genggam beras itu tidak akan terasa, tidak akan mengurangi jatah yang dimakan sehari. Bahkan, bisa jadi lebih baik, karena menghindari mubazir, akibat nasi yang dimasak berlebih lalu bersisa dan menjadi basi.

Tapi, segenggam beras yang disisihkan tadi, dalam kurun waktu tertentu, akan terkumpul. Ia akan memberi manfaat bagi keluarga atau tetangga yang membutuhkan.

“Segenggam beras dimasukkan ke gentong selama 10 hari, itu bisa buat memberi makan tetangga yang tidak bisa makan, atau bisa kita makan ketika beras kita betul-betul habis,” ujar Hasan.

Dalam kesempatan ini pihaknya menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat detail memperhatikan hingga hal-hal terkecil dalam memutuskan suatu kebijakan.

Termasuk kebijakan yang mendasari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD 2025.

BACA JUGA:Update Kasus Gedung Setda Kota Cirebon Langsung dari Kajari

BACA JUGA:Indonesia Kalahkan Malaysia 3-1 di BAMTC 2025: Rachel/Meilysa Jadi Penentu

“Istilahnya itu God is in the details, dari memperhatikan hal-hal kecil, dapat dihasilkan sesuatu yang besar.”

“Presiden memeriksa secara detail satuan-satuan belanja dalam APBN, bahkan sambil bercanda bilang beliau memeriksanya sampai satuan sembilan. Jadi sangat detail dan kemudian ditemukan lemak-lemak belanja dalam APBN kita,” kata Hasan melalui siaran persnya, Kamis (13/2/2025).

Penyisiran yang dilakukan Presiden mendapati cukup banyak belanja barang dan modal yang tidak substansial. Belanja-belanja itu, kalau ditiadakan sebenarnya tidak ada masalah.

Antara lain, pembelian ATK, kegiatan seremonial, kajian dan analisis, perjalanan dinas, dan beberapa pengeluaran lainnya.

Clear pesan Presiden, bahwa yang diefisienkan yang tidak punya impact yang besar terhadap masyarakat,” tegas Hasan.

Efisiensi adalah pilihan, apakah negara akan terus belanja jor-joran atau menyimpan sebagian anggaran untuk hal yang lebih bermanfaat. Daripada negara harus berutang, lebih baik dilakukan efisiensi.

Kegiatan-kegiatan yang selama ini tidak terukur manfaatnya bagi masyarakat, dikurangi atau dihilangkan. Anggarannya kemudian dialihkan untuk kegiatan yang produktif.

BACA JUGA:Konsep Baru Kopi Montong Cirebon Makin Asyik: Menu Spesial, Harga Terjangkau

BACA JUGA:Presiden Prabowo Teken Keppres Biaya Ibadah Haji 2025, Segini yang Harus Dibayarkan Calon Jamaah per Embarkasi

Perhatian Presiden terhadap persoalan anggaran ini tak terlepas dari upaya untuk mewujudkan visi Asta Cita, yakni Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.

Salah satunya adalah misi keenam Asta Cita, membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

Berangkat dari hal-hal kecil, tambahnya, Presiden Prabowo berjuang untuk membuat negara menjadi lebih baik, masyarakat lebih produktif, dengan belanja negara yang bisa lebih punya manfaat bagi masyarakat.

“Seperti yang sering dingatkan oleh Presiden, bahwa setiap rupiah uang rakyat harus dipakai, digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat,” tandas Hasan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase