Rugi Ratusan Juta: 18 Bus Pariwisata di Kuningan Dicancel Satu Sekolah yang Membatalkan Study Tour

Rugi Ratusan Juta: 18 Bus Pariwisata di Kuningan Dicancel Satu Sekolah yang Membatalkan Study Tour

Bus pariwisata milik Lions Trans Kuningan dicancel sekolah yang batal melaksanakan study tour.-Andre Mahardika-Radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM – Sejumlah pelaku pariwisata mengaku mengalami kerugian yang cukup besar setelah study tour dilarang oleh Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi alias KDM.

Para pelaku pariwisata mulai dari biro perjalanan wisata, pengelola hotel, dan penyedia jasa angkutan mengaku terkena imbas dari aturan baru tersebut.

Salah seorang pengelola bus pariwisata di Kuningan mengatakan, 50 persen pasar mereka adalah orderan rutin dari rombongan sekolah untuk study tour.

Owner Lion Trans, Roni Sahroni mengatakan, bahwa untuk keberangkatan terdekat, sebanyak 18 unit bus yang sudah dipesan justru dibatalkan secara mendadak.

BACA JUGA:Ide Aneh Lagi dari KDM, Ingin Ada Dupa di Setiap Hotel Pangandaran, Bagian dari Konsep 3 T

BACA JUGA:Pencarian Remaja yang Tenggelam di Sungai Cisanggarung Terus Dilakukan Tim SAR Gabungan

Sebelumnya, 18 bus pariwisata tersebut sudah dipesan oleh salah satu sekolah di Kuningan untuk perjalanan study tour.

"Ya betul, kita ada belasan order yang cancel mendadak. Berat hati, menjadi kerugian tersendiri," ungkap Roni Sahroni.

"Untuk rombongan ya kita ada di sekolahan, kebanyakan itu memang satu sekolahan booking ke satu perusahaan ke kita semua, itu 18 Unit di tanggal 3, 4 dan 5, itu cancel," imbuhnya.

Roni mengaku sebagai pendatang baru di dunia bisnis bus pariwisata di Kuningan. Oleh karena itu pembatalan mendadak oleh customer membuat dilanda kebingungan.

BACA JUGA:Usul Nyeleneh KDM, Ingin Nyi Roro Kidul jadi Branding Kabupaten Pangandaran, Tiru Merlion Singapura

Dia merasa khawatir ke depannya bisnis bus parisiwata ini malah semakin lesu karena kehilangan pelanggan.

"Apalagi kami pendatang baru di Kuningan ya. Menjadi problematik yang cukup riskan untuk kedepannya mungkin," ujarnya.

Tidak hanya itu, Roni menambahkan bahwa setelah dicancel oleh satu sekolahan di Kuningan, dirinya belum mendapatkan order pengganti di tanggal yang sama. Sehingga, keuntungan yang seharusnya didapat justru hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: