Dilarang Narik di Jalur Arteri, Dedi Mulyadi Beri Bantuan Tunai Rp3 Juta untuk Tukang Becak di Cirebon

“Kalau saya lihat, di satu sisi prihatin. Tapi kalau diam di rumah, sakit. Jadi tetap saja narik becak,” ungkap KDM.

Di tempat yang sama, Bupati Cirebon, H Imron, mengungkapkan, bahwa kompensasi untuk tukang becak ini bersumber dari anggaran Pemprov Jabar.

BACA JUGA:Jelang Libur Lebaran 2025, Pemprov Jabar Terapkan WFA untuk ASN

BACA JUGA:Amankan Angkutan Lebaran 2025, PT KAI Daop 3 Cirebon Kerahkan 641 Petugas

Adapun mekanisme penyaluran bantuan tersebut melalui rekening tabungan Bank bjb. 

“Bantuan ini bersumber dari anggaran pemerintah provinsi yang dialokasikan khusus untuk mengurangi dampak ekonomi bagi pengemudi becak yang terdampak kebijakan larangan beroperasi,” ujarnya.

Bupati juga mengatakan, bahwa pihaknya telah mendata para penarik becak yang akan menerima bantuan.

Pendataan itu, menurutnya, dilakukan secara ketat. Setiap penarik becak yang menerima bantuan harus menunjukkan e-KTP dan foto becak beserta lokasi mangkalnya. 

“Selain e-KTP, juga harus ada foto becaknya,” kata Imron.

Nah, dari data yang masuk ke pemerintah, total ada 346 penarik becak di Kabupaten Cirebon yang berhak menerima bantuan tunai ini. 

“Kriteria penerima bantuan ini adalah mereka yang biasa beroperasi di jalur utama arus mudik dan jalur alternatif yang rawan kemacetan,” jelas Bupati Imron.

Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa larangan menarik becak di jalur arteri tujuannya untuk mengurangi kemcaten arus mudik dan balik Lebaran 2025.

Kebijakan ini berpotensi mengurangi pendapatan harian para penarik becak sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan bantuan tunai sebagai kompensasi.

Program kompensasi ini diharapkan tidak hanya membantu meringankan beban ekonomi para pengemudi becak, tetapi solusi bagi mereka untuk memulai usaha lain yang lebih berkelanjutan.

Sumber: