Takut Tertimbun, Warga Mengungsi
BANJARNEGARA - Longsor yang terjadi di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar, Jumat (12/12) petang tak hanya menimbulkan trauma bagi warga setempat. Namun rasa takut juga dialami oleh ratusan warga Dusun Slimpet, Desa Tlaga, Kecamatan Punggelan. Mereka mengungsi lantaran permukiman warga di RT 1 hingga RT 4 RW 6 terancam tertimbun longsor. Kepala Desa Tlaga, Slamet mengatakan warga Dusun Slimpet mengungsi lantaran permukiman mereka dikelilingi tanah yang ambles. Camat Punggelan, Edi Supriyadi mengatakan tanah ambles terjadi sekitar pukul 16.00. Akibatnya permukaan tanah turun antara 20 hingga 50 sentimeter dan membuat sejumlah rumah warga retak dan miring. “Pola amblesannya berbentuk huruf U, dan memutari perkampungan penduduk,” jelasnya. Akibatnya, 154 KK atau 607 jiwa terpaksa mengungsi di SD Negeri 3 Tlaga yang lokasinya berada di atas permukiman penduduk. Kades Tlaga, Slamet, mengatakan longsor terjadi karena disebelah perumahan warga merupakan tebing dengan ketinggian sekitar 60 meter dengan lebar sekitar 200 meter. Menurut dia, sebelumnya pernah dibuat bronjong di bawah rumah warga. Namun karena kurang memadai, bronjonh yang ada tidak mampu menahan tanah ambles. Dia berharap agar BPBD Banjarnegara dan Tim Geologi segera turun tangan. Pihaknya sangat berharap agar segera dilakukan kajian ilmiah mengenai kelayakan tempat tinggal warganya. Dia mengatakan bila berdasarkan kajian ilmiah ini, Dusun Slimpet aman ditempati, maka warga akan kembali ke rumahnya masing-masing. Namun jika tidak aman dan harus direlokasi, pihaknya berharap pemerintah bisa memfasilitasi relokasi tersebut. Di antara ratusan rumah warga, rumah yang terkena dampak paling parah antara lain rumah Trianto, Suhirman, Tarji, Suminto, Mulyanto, Suwirjo, Muheni, Basir, Riswanto, Kasmo, Ustoyo, Samsudin, Sutaryo, Mardiyanto, Sujeri, Kusnanto, Winanto, Rewog, Puji, Aji, Judianto, Mistadi, Nartiman, Yatmo , Yunardi, Ramidi dan Samjuki. Trianto, seorang warga RT 4 RW 6, mengatakan akibat tanah ambles ini, rumahnya yang menjadi mirng. “Saya tidak berani tidur di rumah. Sehingga ikut mengungsi,” ujarnya. (drn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: