Sekeluarga Gabung ISIS, Ditangkap Polisi
JAKARTA - Pengaruh ajaran ISIS (Negara Islam Iraq dan Syria) di Indonesia bukan isapan jempol. Buktinya, enam warga Bulukumba, Makassar, Sulawesi Selatan, rela pergi ke Syria untuk bergabung menjadi mujahid. Namun, rencana mereka gagal. Subdit Jatanras Polda Metro Jaya yang mendapat informasi berhasil menahan enam orang tersebut. Tiga di antara mereka adalah satu keluarga. Yakni, Muhammad Imran alias Abdul Jabbar Rauf Sutarman (48); Nurlaili alias Ratna Pratiwi Sulaiman (34) dan Ainun Mardiyah alias Nabil Ayip Jabbar (10). Tiga lainnya adalah Ashar alias Ashar Jamil Lahae (19); Muhammad Ashar Bachtiar (48); serta Ahmad Abdullah Halido Bunaha (17). Mereka dicegat polisi di Terminal 2A Bandara Soekarno-Hatta pukul 03.00, Sabtu (27/12), sebelum jadwal keberangkatan pukul 04.30. Saat ditangkap, mereka sudah menjalani endorsement paspor. Mereka akan berangkat dengan pesawat Qatar Airways. Rencananya, pesawat tersebut transit di Doha dengan tujuan Istanbul, Turki. Dari Turki, rencananya rombongan baru menuju Syria. Dalam kasus tersebut, polisi juga menahan Muhammad Amin (40), di rumahnya, Cluster Zona Vivaldi, Legenda Wisata Cibubur, pukul 06.30 kemarin. Dia ditangkap karena memfasilitasi keberangkatan enam orang tersebut, mulai penjemputan sampai pemberangkatan. Diduga, terjadi pemalsuan dokumen dalam paspor enam orang itu. Polisi pun menyita enam paspor milik mereka. Lima paspor di antaranya dikeluarkan Imigrasi Makassar dan satu lagi dikeluarkan Imigrasi Palu. Barang bukti lain adalah enam handphone, tiga buku tabungan, korek api yang menyerupai pistol, serta beberapa buku yang berkaitan dengan jihad dan daulah khilafah. Buku-buku tersebut, antara lain, berjudul Risalah Tauhid dan Iman, Muslimah Berjihad, Mereka Mujahid tapi Salah Langkah, Melawan Pemikiran Aksi Bom Imam Samudra dan Noordin M Top, Kejahatan-Kejahatan Densus 88: Menghadapi Islam dan Umatnya, serta Mengapa dan Bagaimana Densus 88 Harus Dibubarkan. Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto menyatakan, pihaknya masih mendalami keterkaitan mereka dengan organisasi ISIS. Sejauh ini, mereka diduga membeli dokumen kelengkapan paspor palsu seperti KTP, KK, buku nikah, dan akta kelahiran. Dokumen tersebut lantas didaftarkan ke imigrasi untuk pembuatan paspor. Dari pengakuan mereka, harganya Rp1 juta. ’’Status mereka belum tersangka. Kami masih memeriksa. Termasuk, meminta keterangan di Makassar soal paspor,’’ kata Rikwanto saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya kemarin (27/12). Menurut dia, enam orang tersebut bisa saja menjadi korban bujukan orang tertentu hingga akhirnya bersedia pergi ke Syria dengan dokumen palsu. Dari hasil pemeriksaan, kata Rikwanto, mereka mengaku pergi ke Syria karena termotivasi menjalankan syariat Islam secara utuh. Sebab, di Indonesia, mereka merasa tidak bebas karena banyak agama lain. ’’Tujuan lain sesampai di sana, mereka pindah warga negara menjadi daulah. Di sana juga dijanjikan bekerja serabutan dengan gaji Rp20 juta,’’ ungkapnya. Bisa jadi, jelas Rikwanto, mereka khusyuk dalam beragama, namun tidak begitu matang. Kondisi tersebut dimanfaatkan kelompok tertentu dengan menjual jihad atau mengajak jalan cepat ke surga. Satu keluarga di antara mereka yang ditahan itu bahkan sampai menjual rumah. Di rekening mereka terdapat sekitar USD 90. Pekerjaan mereka adalah nelayan. ’’Saat di bandara, mereka biasa saja. Tanpa koper seperti orang mau perjalanan jauh. Mereka benar-benar ingin hijrah pindah ke sana,’’ ujarnya. Apakah ada kaitan dengan YouTube ISIS? Rikwanto menyatakan belum ada kaitannya. Kasubdit Jatanras Ditkrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan menambahkan, enam orang tersebut tiba di Jakarta pada 23 Desember 2014. Lalu, oleh Muhammad Amin, mereka, ditampung di rumahnya di Cibubur. Amin berperan sebagai penyedia transit enam warga Sulawesi tersebut. Dia bekerja sebagai distributor produk selotip. ’’Mereka bisa dikenai pasal 266 KUHP tentang pemalsuan dokumen dengan ancaman hukuman paling lama 7 tahun penjara,’’ tegasnya. Sejauh ini, Amin berperan mensponsori dan memfasilitasi. Polisi masih menggeledah rumah Amin di Cibubur untuk mencari petunjuk apakah ada sponsor lain. Sebab, dari hasil pemeriksaan, ada 10 orang lainnya yang juga disiapkan berangkat ke Syria. ’’Ada foto-fotonya juga. Kapan diberangkatkan dan siapa saja, masih diselidiki,’’ kata perwira dengan dua melati di pundak tersebut. Polisi juga masih merunut apakah ada pihak lain di belakang Muhammad Amin. Misalnya, adanya kelompok yang menyuruh. Termasuk, mencari tahu penampung mereka di Syria. Sementara itu, kepada petugas, Amin mengaku sudah pernah sekali memberangkatkan 10 warga Indonesia ke Syria, yakni pada 9 September. Bahkan, ada yang sudah mati sahid atas nama Fikrul Azim Sahril. ’’Keterangan itu masih kami dalami. Sementara dikenai pasal 266 KUHP,’’ tegas Herry. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono menuturkan, pihaknya mendalami kemungkinan adanya anggota ISIS yang sudah masuk ke Indonesia. ’’Dalam waktu dekat tentu diungkap,’’ ujarnya kemarin. Namun, yang paling utama sebenarnya adalah informasi dari masyarakat. Sebab, enam calon anggota ISIS tersebut ditangkap melalui informasi dari warga. ’’Kami dengan tiga pilar, babinkamtibmas, babinsa, dan muspida,’’ terangnya. Di bagian lain, Kabagpenum Mabes Polri Kombespol Rikwanto menuturkan, sebenarnya beberapa waktu lalu ada penangkapan sejumlah orang yang diidentifikasi positif sebagai anggota ISIS. ’’Tapi, tidak tertutup kemungkinan masih ada anggota ISIS lainnya. Karena itu, semua harus didalami,’’ tuturnya. Sementara itu, Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F. Sompie menjelaskan, Mabes Polri menyerahkan pemeriksaan enam calon anggota ISIS itu kepada Polda Metro Jaya. Namun, tentu Densus 88 Antiteror dan Mabes Polri akan memberikan pengarahan. ’’Targetnya, anggota ISIS bisa segera diantisipasi sebelum membuat teror,’’ tegasnya. Selain Polri, Banser dan Ansor yang merupakan organisasi sayap Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan siap memerangi ISIS di Indonesia jika pemerintah meminta mereka untuk turun tangan.(yuz/idr/aph/c5/end)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: