Nelayan Tambak Anggap Dislakan Tutup Mata 

Nelayan Tambak Anggap Dislakan Tutup Mata 

LOSARI – Para nelayan tambak di Desa Ambulu menyoal Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislakan) Kabupaten Cirebon. Dislakan dinilai tutup mata terait banyaknya nelayan yang menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Akibatnya para nelayan tambak merugi. Karena limbah kerusakan ekosistem bawah laut berimbas tambak para nelayan. Para nelayan tambak sudah mengadukan hal tersebut kepada dislakan. Namun sampai saat ini belum ada tindakan apa pun. “Kita sudah lapor, tapi hingga kini tidak ada tindakan apa pun dari dislakan,” ujar Tamsuri kepada Radar, Jumat (17/4). Menurut Tamsuri, imbas dari penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan sangat terasa kepada kerusakan ekosistem bawah laut. Sementara penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti arat, garok dan sebagainya saat ini sangat marak. Sehingga penggunaan jaring tidak ramah lingkungan tersebut sangat merusak ekosistem bawah laut, seperti terumbu karang dan lumpur laut pun banyak yang rusak. “lumpur bawah laut itu sangat berfungsi banyak, terutama untuk menetralisasi limbah-limbah dari sungai-sungai yang bermuara ke laut. Jadi limbah-limbah tersebut dibersihkan oleh lumpur laut. Nah sekarang lumpur laut pada rusak akhirnya limbah-limbah yang seharusnya bisa dinetralisasi tetapi tidak bisa. Akhirnya limbah tersebut dari laut karena ombak kembali lagi, tapi kembali laginya itu ke tambak kita, sehingga mencemari tambak kita dan ikan-ikan pada mati,” bebernya. Akibatnya pendapatan panen para nelayan tambak pun sangat menurun drastis. Dulu panen ikan bandeng dalam satu tahun bisa sampai tiga hingga empat kali, sekarang satu tahun hanya satu kali. “Kadang nggak panen sama sekali. Kalaupun panen itu ikannya kecil-kecil sekali. Sehingga bukannya untung, untuk modal saja tidak bisa tertutupi kerugiannya,” ujar Tamsuri. Sementara itu, Kepala UPT PPI Gebang Dinas Kelautan dan Perikanan Junaedi mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyuluhan tentang pelarangan alat tangkap tidak ramah lingkungan kepada para nelayan. Namun kenyataannya nelayan masih saja menggunakan jaring tidak ramah lingkungan. Terkait banyaknya limbah yang kembali lagi menghantam tambak nelayan, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi. Dislakan sudah menanam mangrove sepanjang pantai di Cirebon. Tujuannya itu selain menahan abrasi juga bisa menahan limbah atau kotoran yang ada di laut supaya tidak ke daratan atau tambak warga. “Mengenai kerusakan tambak, kami akan koordinasi dengan dinas,\" ujar Junaedi. (den)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: