Hangout, sekalian Cek Toko Sebelah

Hangout, sekalian Cek Toko Sebelah

Oleh: IING CASDIRIN DALAM sepekan terakhir, bersama anak-anak, punya kesempatan nonton bareng dua film yang cukup bikin saya penasaran; Hangout, dan Cek Toko Sebelah. Penasaran, karena dua film itu disutradarai bukan oleh “sutradara yang sesungguhnya”, tetapi oleh dua komedian Stand Up Comedy, yang dikenal dengan sebutan Komika. Bagaimana jadinya? \"\"Film Hangout  disutradarai oleh Raditya Dika, sementara film Cek Toko Sebelah digarap oleh Ernest Prakasa. Karena yang garap film adalah orang-orang Komika, tentu banyak Komika teman-temannya yang ikut bermain. Ketika yang main film sebagian besar adalah Komika,  sudah pasti yang terbayang pertama kali adalah kelucuannya. Sebetulnya, pernah juga Ernest Prakasa menjadi sutradara film Ngenes yang diproduksi oleh Starvision di tahun 2015. Tetapi pemainnya malah bukan para komika. Gaungnya pun tidak seramai film terbarunya ini. Setahu saya, mudah-mudahan tidak salah, para Komika mulai jadi “bintang film” ketika muncul dalam film Rudy Habibie tahun 2016. Di situ Panji Wicaksono, Ernest Prakasa, Boris, yang berperan menjadi teman kuliah Rudy Habibie (Reza Rahadian) di Jerman. Akting ketiganya ternyata oke juga, bisa mengimbangi “pemain karakter” Reza Rahadian. Film tersebut kemudian sukses besar. Lalu muncul film-film lain yang di dalamnya ada Komika. Yang Komika menjadi sutradara, saya baru melihat Raditya Dika dan Ernest Prakasa. Itulah salah satu alasan mengapa saya pengen nonton. Raditya Dika rupanya mengkhususkan film Hangout  sebagai film komedi, meski dibalut sebagai film horor. Gelak tawa menjadi cirri khas dari sutradara-sudtradara Komika. Bahkan dalam adegan-adegan horror yang menegangkan selalu ada gelak tawa penonton. Misalnya ketika adegan Raditya Dika dan Soleh Solihun saat keduanya dikejar oleh Prilly Latoconsina untuk dibunuh. Keduanya sembunyi dengan posisi berdiri saling berhadapan di dalam lemari yang sempit. Soleh Solihun menyuruh Raditya Dika untuk bergeser sedikit, karena tidak tahan geli “itunya” keduanya saling beradu. Hampir tidak menemukan pesan khusus yang tersirat dari film Hangout, selain pesan  pentingnya persahabatan sejati. Soleh Solihun awalnya dendam karena kepada Raditya Dika pernah menghilangkan kesempatan Soleh Siluhun untuk menjadi artis besar. Tapi akhirnya dendam itu padam setelah keduanya saling menolong ketika berada di kondisi yang mengancam jiwa keduanya. Sementara, kali ini Ernest Prakasa mengemas Cek Toko Sebelah dengan penuh makna. Film yang “banjir” Komika ini memang penuh humor, tapi juga penuh pesan yang perlu disampaikan. Cerita perjuangan seorang etnis Tionghoa bisa eksis dari kerusuhan 1998, cerita pemilik toko yang menginginkan anaknya meneruskan usaha toko kelontongnya. Ada cerita persaudaraan antar pemilik toko sebelah (China dan Muslim), meskipun bersaing. Ada juga pesan tentang kekuatan kasih sayang kakak beradik, meski sempat terlibat konflik. Yang spesial bagi saya, yaitu kehadiran aktor Malaysia, Chee Kin Wah, yang berperan sebagai pemilik toko; penampilan dan logat Tionghoa-nya sangat khas. Dan, yang juga spesial adalah  kehadiran putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang berperan sebagai sopir taksi; muncul di layar lebar cuma 10 detik, tapi konon shootingnya mendapat penjagaan ketat, dan honornya cukup mahal. (*) Penulis, penikmat film dan stand up comedy  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: