Nyekar, Antara Tradisi dan Pengingat Kematian

Nyekar, Antara Tradisi dan Pengingat Kematian

JAKARTA– Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia. Semua umat pun bersuka cita merayakan datangnya hari raya ini. Momentum ini, selain digunakan untuk bermaaf-maafan dan menjalin silaturahmi terhadap sanak famili dan handai tolan, juga ada yang digunakan untuk mengunjungi makam. Hal ini dilakukan guna mendoakan agar keluarga yang meninggal diberikan ampunan oleh Tuhan. Seperti halnya yang dilakukan oleh ribuan masyarakat Kelurahan Beji, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Ribuan masyarakat di kawasan pantai utara ini, rela berbondong-bondong datang ke makam, untuk melakukan tradisi nyekar usai menunaikan salat Idul Fitri, pada Minggu (25/6) pagi hingga Senin (26/6). “Ini sering kali saya lakukan setiap tahun bersama keluarga. Tujuannya untuk mengirim doa kepada sanak famili, agar dosa-dosa mereka diampuni Tuhan,” ujar Sumiyati (56), warga RT 03/05 Kelurahan Beji- Kecamatan Taman, kepada JawaPos.com, Senin (26/6). Selain mengirim doa, tujuannya lainnya menurutnya, juga dilakukan untuk mengingat kematian yang pasti akan datang di masa depan.’’ Ini juga untuk mengingat kematian ,’’ tegasnya. Untuk mengenalkan pentingnya mengirim doa kepada keluarga yang telah meninggal dunia, ia pun mengajak hampir semua anaknya. Turut juga diajak saudara lainnya untuk ikut bersamanya. “Ada empat anak saya yang saya ajak, kemudian ada keponakan dan saudara lain juga yang saya ajak,” paparnya. Sementara peziarah lain, Rudi(42) alias Rondi mengungkapkan, selain untuk mengirim doa kepada keluarga, tradisi nyekar ini menurutnya, juga sangat bermanfaat, karena bisa menjalin tali silaturahmi dengan handai tolan yang lama tak bertemu. \'\'Selain kirim doa, tradisi ini juga jadi ruang silaturahmi. Saya bisa bertemu dengan teman lama, yang tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun,\'\' tutur Rondi yang mengajak sembilan keluarganya ke makam. Berdasarkan pantauan JawaPos.com di Makam Sunggingan Kelurahan Beji-Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Minggu (25/6) pagi hari, makam yang biasanya sepi, kini tampak rampai dijejali ribuan peziarah yang datang dari berbagai sudut desa, baik yang pulang dari perantauan ataupun yang tinggal di kampung halaman. Sementara pada sore harinya, jumlah peziarah masih ramai, namun tak sepadat pada pagi hari.(wnd/jpg)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: