13 Tahun Tak Pulang dari Syiria, Keluarga TKW Tunggu Respons Kemenlu

13 Tahun Tak Pulang dari Syiria, Keluarga TKW Tunggu Respons Kemenlu

CIREBON  - Sawi (46) warga Blok Karangbulu, Desa Gebangmekar tak bisa menutupi kegelisahannya. Sudah sekitar 13 tahun, ia tidak bisa lagi melihat puteri pertamanya, Suniri (30) yang saat pergi meninggalkan keluarga, izin berangkat menjadi TKW di Syria. Komunikasi yang tak lancar makin membuat keluarga khawatir, ditambah saat ini Syria sedang dalam kondisi perang. Bahkan terakhir kali komunikasi yang dilakukan adalah melalui sambungan telepon tiga tahun lalu. “Saya sebenarnya tidak ikhlas dia berangkat jadi TKW. Cuma anaknya maksa. Katanya untuk bantu ekonomi keluarga, berangkatnya persis tiga tahun setelah lulus SD,” ujar Sawi. Ibu empat anak ini mengaku, jika Suniri pernah mengirimkan uang sebanyak Rp22,5 juta, persis empat tahun setelah berada di Syria. Awalnya sang anak memberikan kabar jika ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang dokter di Syria. Belakangan kabar terakhir yang ia terima, Suniri bekerja sebagai penjaga apotek di tempat majikannya. “Majikannya masih sama, tapi katanya punya apotek. Sudah tidak jadi pembantu lagi, tapi jaga apotek. Sekarang komunikasi sulit, tahu begini, saya gak bakal kasih izin waktu berangkat,” imbuh Sawi. Berbagai cara pun ia tempuh untuk bisa membuat anaknya pulang kembali dan berkumpul dengan keluarga. Dari mulai mendatangi orang pintar sampai mengadukan nasibnya ke Disnakertrans dan Kementrian Luar Negeri. Namun hingga saat ini, hasilnya masih belum ada yang menggembirakan. “Saya bingung mau ngadu sama siapa lagi? Upaya yang saya lakukan selalu mentok dan tidak ada hasil. Sudah ke dukun dan orang pintar, termasuk ke kiai. Ibarat kata, ada orang yang ngasih petunjuk, langsung saya datangi, asal anak saya bisa kembali,” paparnya. Sementara itu, Kasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia pada Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon, Agus Susanto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari keluarga TKW tersebut. Pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kemenlu untuk tindak lanjutnya. “Kita masih koordinasi dengan kemenlu, sampai sejauh ini masih kita lakukan upaya-upaya yang diperlukan,” ungkapnya. (dri)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: