Polisi Ciduk Kernet PO Bhinneka Terlibat Penganiayaan

Polisi Ciduk Kernet PO Bhinneka Terlibat Penganiayaan

CIREBON-Kasus penganiayaan yang melibatkan sejumlah pegawai PO Bus Bhinneka masih ditangani penyidik Sat Reskrim Polres Cirebon Kota (Ciko). Data terbaru, polisi kembali menangkap seorang pelaku yang terlibat peristiwa yang menewaskan Rian Hardiansah (21) warga Blok Sidapurna, Desa Kasugengankidul, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Kapolres Ciko AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar melalui Kasat Reskrim AKP Galih Wardhani membenarkan telah menangkap satu pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai kernet bus Bhinneka. “Dari tiga orang yang melarikan diri, satu orang akhirnya berhasil kita amankan. Pelaku statusnya sebagai kernet Bhinneka. Dua lainnya masih dalam pencarian,” kata Galih saat dikonfirmasi di ruang kerjanya. Pelaku yang masih melarikan diri, sambung Galih, lebih baik menyerahkan diri. “Identitas mereka sudah kami kantongi. Jadi kami tekankan agar lebih baik datang dan menyerahkan diri. Yang pasti anggota masih terus kami sebar untuk menangkap dua yang masih kabur itu. Wajah mereka juga akan kami sebar sebagai DPO,” sambung Galih. Lanjut Galih, jumlah pelaku kemungkinan akan terus bertambah. Oleh karena itu pihaknya terus melakukan pengembangan dari pelakupelaku lain yang sudah diamankan. Para pelaku yang sudah diamankan, kata Galih, dijerat dengan pasal 170 KUHPidana tentang penganganiayaan yang menyebabkan seseorang meninggal dunia. Seperti diberitakan sebelumnya, penganiayaan ini terjadi Senin dini hari 17 Juli lalu. Siti Masnani (43), ibu korban Rian Herdiansah mengatakan anaknya meninggal di RS Mitra Plumbon pada Selasa siang (18/7) sekitar pukul 12.30 WIB, setelah sebelumnya dilarikan ke rumah sakit pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB. Sebelum meninggal dunia, Rian mengeluhkan sakit pada bagian kepala dan dada. Tak hanya Rian, korban lain yang mengalami luka parah adalah Suhendra (22). Suhendra sempat diawawancarai Radar saat menjalani perawatan di RS Pelabuhan. Versi Suhendra, saat malam kejadian Senin dini hari 17 Juli, ia dan Rian menggunakan sepeda motor masing-masing hendak mengisi bahan bakar motor (BBM) di sebuah SPBU di Plumbon. Di jalan itu mereka sempat saling salip dengan bus Bhinneka. Tiba-tiba pengemudi Bhinneka melempar keduanya dengan rokok dan buah duku. Tak terima, kedua korban mengejar bus tersebut dan melempari bus dengan batu. Keduannya terpisah hingga ia mendapat kabar bahwa Rian berada di kantor PO Bus Bhinneka di Jl Pilang, Kedawung. ”Siangnya saya dapat kabar melalui pesan singkat dari HP milik Rian, saya disuruh ke kantor PO Bus Bhinneka. Sebelumnya saya tidak tahu kalau Rian di sana (di kantor PO Bhinneka, red) dianiaya,” cerita Suhendra. Masih dikatakan Suhendra, Senin 18 Juli sekitar pukul 08.00 dirinya mendatangi kantor PO Bus Bhinneka bertujuan untuk menyelasaikan permasalahan. Namun sesampainya di lokasi, ia melihat Rian sudah terkapar penuh dengan luka lebam. Dia lalu dihampiri oleh beberapa orang, satu di antaranya terdapat seorang aparat . “Saya sempat ditanya-tanya, tetapi belum menjawab pertanyaan, saya dihantam dengan sebuah kayu balok dari belakang. Kemudian saya dibawa oleh seseorang yang memakai seragam aparat ke kamar mandi. Di situ saya dipukuli oleh beberapa orang, kemudian jari kaki saya diinjak dengan kursi dan kursi itu diduduki oleh salah seorang pelaku,” kata Suhendra. Setelah dianiaya, ia disuruh oleh salah seorang pelaku untuk menghubungi keluarga dan menjemputnya di Kantor PO Bus Bhinneka. Dari situ ia dan Rian langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis. Rian tak terselamatkan. (arn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: