Pabrik Beroperasi, Harga Gabah Petani Naik

Pabrik Beroperasi, Harga Gabah Petani Naik

INDRAMAYU–Berhari-hari sesak nafas, petani diwilayah pantura Kecamatan Kandanghaur tak jadi di opname. Itu menyusul harga gabah hasil panen mereka kembali naik seiring mulai beroperasinya pabrik penggilingan padi kawasan sentra industri beras Karangsinom, Kecamatan Kandanghaur. Sebelumnya, gara-gara pabrik stop operasi imbas mogok missal para pedagang beras, harga gabah petani hampir tak laku lantaran tidak ada tengkulak yang mau beli. Kalaupun ada yang minat, harganya anjlok. “Sekarang naik lagi, paling murah Rp4.700 per kilogram untuk gabah kering panen,” sebut Yono, salah seorang petani di Kecamatan Kandanghaur. Meski tidak sampai melebihi atau sama dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) versi pemerintah, harga segitu terbilang lumayan daripada sebelumnya yang cuma ditawar di bawah Rp4.000/kg. Rendahnya penawaran saat itu akibat rendahnya kualitas gabah imbas diterjang Klowor serta hama wereng coklat. Selain kualitasnya kurang bagus, perolehan produksi gabah ikutan menurun. Sampai-sampai ada petani yang menggarap satu hektare sawah hanya mendapatkan hasil 3 karung gabah. Yang paling bagus cuma 3,5 ton per hektare. “Bagusnya tengkulak itu mau menerima gabah dengan kondisi apapun. Soal harga disesuaikan,” ungkapnya. Petani lainnya, Kaya menuturkan, sejatinya harga gabah fluktuatif bergantung kualitas serta mengikuti pasar. Harga tinggi jika stok langka. Untuk saat ini, kemungkinan melonjaknya harga gabah terasa sulit. Pasalnya, musim panen berlangsung bertahap sehingga pasokan gabah relatif stabil meskipun di beberapa daerah mengalami gagal panen. “Sekarang di wilayah pantura sedang panen, yang di tengah padinya lagi bunting jelang panen. Sedangkan di wilayah selatan, mulai cocok tanam. Jadi musim panennya giliran, sulit berharap harga gabah bakalan tinggi sampai Rp6.000 sekilo kayak dulu,” terangnya. Sementara, Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono Batak mengaku bersyukur tuntasnya permasalahan yang dihadapi para pedagang beras maupun pengusaha penggilingan padi di wilayahnya. Sebab jika persoalan mogok massal pengiriman beras ke PIB Cipinang terus berlarut, petani ikut terkena dampaknya. “Para pedagang dan pengusaha ini memiliki jaringan untuk menyerap gabah petani. Harganyapun lebih bagus ketimbang Bulog,” jelasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: