Garam Dapur di Kuningan Langka, Harga Naik Dua Kali Lipat

Garam Dapur di Kuningan Langka, Harga Naik Dua Kali Lipat

KUNINGAN - Kelangkaan garam dapur juga terjadi di wilayah Kabupaten Kuningan yang berdampak pada harganya yang kini semakin mahal hingga Rp 6.000 per bungkus isi 250 gram. Seperti terjadi di Pasar Cilimus, masyarakat kini sudah sulit mendapatkan garam dapur biasa yang sehari-hari didapat dengan harga Rp1.000 hingga Rp1.500 per bungkus. Mereka kini hanya bisa membeli garam beriodium dengan kemasan depan warna biru yang harganya telah naik dua kali lipat dari Rp3.000 per bungkus menjadi Rp6.000. \"Untuk garam cap kapal dan cap 55 sudah sulit didapat, sekali ada kiriman stoknya hanya sedikit. Sekarang yang tersisa garam beriodium yang harganya sudah naik jadi Rp6.000 per bungkus,\" ujar Yayah salah satu pedagang klontong di Pasar Cilimus kepada Radar Kuningan, Selasa (1/8). Dijelaskan Yayah, sudah sepekan ini pasokan garam dari Cirebon mengalami pengurangan. Tak hanya itu, kelangkaan garam juga disertai dengan kenaikan harganya yang mencapai dua kali lipat. Yayah mengaku tidak tahu apa penyebab kelangkaan garam di pasaran. Namun demikian, hal ini cukup membuat masyarakat kerepotan karena merupakan salah satu kebutuhan dapur yang wajib ada saat memasak. \"Sampai-sampai garam kasar untuk kebutuhan pembuatan telur asin ataupun ternak pun sekarang laku untuk kebutuhan dapur. Untuk garam kasar ini pun harganya sudah naik, dari Rp3.000 per kilogram menjadi Rp6.000,\" ujar Yayah, Sementara itu Tati, salah satu warga Bandorasa mengaku heran dengan terjadinya kelangkaan garam di pasaran saat ini. Garam yang selama ini harganya murah dan mudah didapat, tiba-tiba menjadi langka dan mahal. \"Padahal Indonesia punya lautan luas, tapi garam bisa langka dan mahal. Mudah-mudahan kondisi ini tidak berlangsung lama,\" harap Tati. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: