Kapolda: Negara Khilafah Merupakan Desain Pihak Asing

Kapolda: Negara Khilafah Merupakan Desain Pihak Asing

MAJALENGKA– Kapolda Jawa Barat Irjen Pol H Anton Charliyan menegaskan wilayah Jawa Barat sangat rentan terhadap gerakan radikal. Hal tersebut disampaikan polisi bintang dua ini saat kunjungan kerja ke Kabupaten Majalengka di gedung Yudha Abdi Negara. Kapolda membedah isu ancaman gerakan radikal yang mengganggu keutuhan NKRI. Cikal bakal gerakan radikal menurutnya bersumber dari wilayah Jawa Barat yaitu di daerah Garut dan Tasik. Di wilayah itu ada gerakan yang dianggap merusak keutuhan NKRI, salah satunya Negara Islam Indonesia (NII). “Mereka menganggap bahwa NKRI merampas dari NII, sehingga mereka tetap ingin merdeka. Padahal kita (Indonesia, red) ini sudah merdeka. NII itu dulu lahir di Jawa Barat di kedua daerah tersebut,” tegas kapolda. “Ketika saya bertemu dengan para kiai dan ulama dari luar negeri, mereka juga menitipkan kepada kami karena saking cintanya kepada Indonesia. Beberapa di antaranya syech dari Arab Saudi yang menilai Indonesia adalah pusat dan panutan agama Islam di dunia dengan penduduk mayoritas beragama Islam,” terangnya. Namun para ulama tersebut juga prihatin melihat kondisi Indonesia saat ini karena sudah mulai terancam Negara khilafah. Jika melihat Negara di jazirah Arab seperti Palestina, Syria, lainnya hingga sekarang masih terjadi peperangan hingga perpecahan. Hal itu karena di sana muncul salah satu golongan yang mengatasnamakan agama dan merasa paling benar. Kapolda menjelaskan jika ciri-ciri golongan tersebut selalu mengeluarkan kata-kata kafir, dan selalu berjuang atas nama jihad. “Mereka merasa paling benar sendiri dan tidak mau mengalah. Mereka hanya berkedok Islam, tetapi faktanya ingin menghancurkan Islam. Kelompok radikal ini kerap memfitnah dan mereka sering mengenalkan kekerasan. Kami (Polri, red) tetap waspada, di balik semua itu adalah desain pihak asing,” ujarnya. Beberapa pemimpin Negara seperti presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan saat bertemu bersama Presiden Joko Widodo malah ingin belajar banyak kepada Indonesia tentang kerukunan umat beragama. Sehingga kapolda meminta seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda hingga semua lapisan masyarakat bersama-sama menjaga keutuhan NKRI. “Erdogan sendiri mengakui ada kelompok di negaranya yang sudah besar dan ditunggangi pihak asing. Jangan sampai di Indonesia terjadi lagi,” pesannya. Menurutnya, Pancasila telah mempersatukan masyarakat Indonesia, yang telah menjadi sebuah konstitusi dan sudah final serta tidak bisa diperdebatkan lagi. “Pancasila itu dibuat panitia 9 yang masing-masing di antaranya 8 orang muslim dan satu orang Nasrani. Semoga masyarakat tidak terpancing dengan keberadaan Negara Khilafah yang merupakan pesanan asing,” pungkasnya.(ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: