Rumah Pompa Air Bersih Jadi Solusi Warga Kanci Kulon

Rumah Pompa Air Bersih Jadi Solusi Warga Kanci Kulon

KULITAS air tanah di wilayah Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, jarang dimanfaatkan untuk konsumsi. Letaknya yang berada di pesisir pantai utara Jawa, membuat kadar asinnya cukup tinggi. Kandungan kapurnya mencapai 80 persen. Airnya bening, tapi membawa partikel hitam yang meninggalkan bercak gelap di bak-bak penampungan air. Ema (31), salah seorang ibu rumah tangga di wilayah itu, tak mau menggunakan air bor untuk kebutuhan minum ataupun masak. Dia memilih aman daripada berisiko merusak kesehatan. \"Mungkin karena lokasi air bor ada di dekat sawah, jadi airnya agak kotor. Paling digunakan buat cuci dan mandi saja, buat minum kita beli galon,\" ucapnya kepada Radar Cirebon. Terlebih setelah muncul beberapa pabrik di kawasan itu mengunakan sumur bor besar. Kualitas air menjadi keruh dan tak layak minum. Tak hanya warna air jadi cenderung keruh, di beberapa lokasi bahkan air tidak bisa keluar. Sebenarnya kalau beruntung, ada juga warga yang membuat sumur bor hanya sedalam tiga meter kualitas airnya bagus. Di tengah kondisi itu, tahun 2012 Cirebon Power membangun rumah pompa air bersih (RPAB) di Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. RAPB punya satu sumur bor dengan kedalaman 150 meter yang disedot dengan pompa berkekuatan 3PK. Manfaatnya kini dirasakan benar oleh warga. Keberadaan RAPB yang didistribusikan secara gratis untuk warga itu menjadi solusi. Setidaknya untuk kebutuhan mandi, cucu dan kakus (MCK) warga. \"Dulu kan sebelum ada rumah pompa itu, warga pakai sanyo, tapi kemudian mesin pada rusak. Sekarang pakai air dari rumah pompa air bersih semua,\" kata Jufri, warga yang bertugas menyalakan dan merawat mesin RPAB. Untuk mendistribusikan air bersih dari RPAB kepada warga secara merata, terlebih dahulu ditampung di bak penampungan utama yang bisa menyimpan ribuan kubik air. Warga kemudian membuat pipa yang dialirkan ke rumahnya masing-masing. Pertimbangannya, agar lebih mudah, sehingga mereka tidak mengantre di bak penampungan untuk mengisi air bersih. \"Memang airnya tidak bisa buat minum, tapi cukuplah buat mencuci dan masak,\" tukas Jufri. Kehadiran RAPB memang membuat warga sekarang lebih mudah mendapat air. Robiah (44), salah satu warga lain yang sudah memanfaatkan adanya air tersebut. Dia tinggal bersama suami dan lima orang anak. Sehari-hari dia mendapatkan jadwal pengisian air dari mulai pagi sampai jam sepuluh. \"Lumayan alhamdulillah, kalau pake jet pump kan harus ngelurain biaya lagi,\" tukas wanita yang juga pedagang cabai kelilling itu. (jamal suteja)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: