Sibuknya Layanan PSC 119 di Tengah Wabah Covid-19

Sibuknya Layanan PSC 119 di Tengah Wabah Covid-19

Layanan Public Safety Centre (PSC) 119 Kota Cirebon menjadi tumpuan layanan kegawatdaruratan masyarakat di tengah wabah corona virus disease (covid-19). Petugas di garda terdepan ini dituntut merespons cepat. Meski di tengah keterbatasan alat pelindung diri (APD).

AZIS MUHTAROM, Kesambi

SEPANJANG bulan April ini, PSC 119 menerima 96 panggilan darurat. Belum termasuk puluhan prank call. Dari jumlah tersebut, 42 panggilan darurat ditindaklajuti oleh tim medis dan paramedis PSC mendatangi lokasi dengan alat pengaman diri lengkap.

Di tengah kondisi seperti sekarang, petugas tentu tidak mau ambil risiko. Setiap kasus berusaha ditindaklanjuti untuk meminimalisasi petugas garda terdepan terpapar penyakit.

Kepala UPT Pelayanan Khusus Dinkes Kota Cirebon, Weri SKep menjelaskan, di masa pandemi wabah corona virus disease (Covid-19), pihaknya menerapkan standar pencegahan dan kewaspadaan yang tinggi dalam setiap tindakan terhadap laporan kedaruratan yang memerlukan penanganan medis, dengan memakai APD lengkap ketika mendatangi lokasi pasien/pelapor.

“Kehadiran kita ke tempat pasien atau pelapor, siapa yang tahu kalau di lokasi pasien dan lingkungan sekitarnya benar-benar bebas dari ancaman virus dan bakteri. Sedangkan, petugas kita di lokasi pasti bersentuhan langsung dengan fisik pasien, jadi kita antisipasi dengan penggunaan APD lengkap setiap kali menindaklanjuti laporan,” ujar Weri, Senin (27/4)

Menurutnya, pihaknya mengalami peningkatan jumlah panggilan darurat di layanan 119 sejak mencuatnya wabah pandemi covid-19. Pada bulan Februari lalu, panggilan yang masuk ke saluran 119 total ada 274. Dari jumlah tersebut 222 adalah prank call yang iseng-iseng dan memberi laporan tidak jelas, dan hanya 52 true call.

Jumlah panggilan yang masuk ke saluran 119 di bulan maret melonjak drastis, menjadi total 360 panggilan. Memang masih ada sekitar 200 prank call, tapi true call-nya juga naik hingga 138 pangilan. Dari jumlah true call tersebut, panggilan yang memerlukan layanan konsultasi masalah covid-19 ada 79 orang, serta 4 panggilan lainnya berlanjut ke penanganan screening oleh tim medis.

Kasubag TU UPT Pelayanan Khusus, Wijaya SAP menambahkan, untuk panggilan yang masuk sepanjang bulan april ini belum mereka rekap secara jenis golongan tindakan follow up-nya. Namun, untuk semua panggilan yang ditindaklanjuti, mereka memastikan tim yang turun ke lokasi mesti menggunakan APD.

Sehingga, imbas dari penggunaan APD setiap kali menindaklanjuti panggilan ini, membuat stok APD standar medis yang tersedia di PSC Kota Cirebon, saat ini kian menipis. “Karena sistem penggunaan APD itu per panggilan, tidak bisa digunakan ketika ada dua panggilan yang lokasinya berdekatan kemudian tim dan APD-nya tetap yang sama,” imbuhnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: