Sosialisasi Physical Distancing Mesti Digalakkan

Sosialisasi Physical Distancing Mesti Digalakkan

CIREBON– Aktivitas masyarakat di sejumlah lokasi sulit untuk dikurangi. Hal ini tergambar dari volume kendaraan yang kerap meningkat di sore hari, bahkan tak jarang menimbulkan kemacetan.

Mengingat sulitnya membatasi mobilitas, pemahaman physical distancing penting untuk ditanamkan dan disosiaslisasikan agar aktivitas dalam perjalan dengan aman. Juga menghindari potensi penularan virus corona. 

Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH prihatin melihat kondisi dan perilaku masyarakat saat ini. Dari beberapa hari yang lalu dirinya melakukan uji sampel secara acak di beberapa swalayan, minimarket, dan perniagaan lainnya, ditemukan masih banyak warga yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), minimalnya masker.

Menurutnya, para pengunjung, pelayan, maupun pengelola perbelanjaan di beberap tempat yang dia datangani tersebut, dinilai cukup memprihatinkan tingkat kesadarannya dalam menerapkan standar minimal pencegahan penyebaran covid-19.

“Ini jadi perhatian, saya perlu tegaskan apabila social-physical distancing yang diterapkan pemerintah di daerah tidak dihiraukan, penderitaan kita lebih panjang. Bisa sampai akhir tahun, naudziubilah mindalik, ini jangan sampai terjadi,” paparnya.

Dia meminta kepada semua pengurus mall, supermarket, minimarket, retail dan pertokoan sebagainya, harus terus menyosilaisasikan agar masyarakat terlindungi, dengan mewajibkan pengunjung dan karyawan maupun pelayannya memakai APD minimal berupa masker.

“Perlu kerjasama lah, ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tapi seluruh komponen masyarkat bertangung jawab untuk menjadikan kota kita terlindung dari covid-19,” ungkapnya.

Physical distancing memang cara paling efektif untuk mencegah penularan. Di samping tetap berada di rumah bila tidak terpaksa keluar rumah. Dengan berdiam diri di rumah bisa melindungi diri, keluarga dan orang lain.

Psikolog, Rini S Minarso SE SPsi MPsi mengaku adanya kebosanan masyarakat yang sejak pertengahan Maret beraktivitas di rumah. Sehingga belakangan banyak yang kembali aktif beraktivitas di luar.

Ia menganjurkan cara yang bisa dilakukan agar waktu berdiam diri di rumah menjadi lebih berkualitas. Berbagi dan bercerita untuk lebih mendekatkan diri antar sesama anggota keluarga, bisa menjadi pilihan ditengah situasi luaran yang tidak jarang membuat cemas.

Tidak kalah penting, melakukan aktivitas fisik. Seperti berolahraga, ataupun memanfaatkan terik matahari di pagi hari sebagai sarana untuk menghangatkan tubuh.

Cara-cara itu dinilai Rini sebagai langkah yang efektif untuk menghindari stres dan gangguan psikosomatis akibat berkurangnya interaksi antar sesama manusia sebagai makhluk sosial.

Gangguan psikomatis umumnya dikeluhkan seseorang sebagai rasa sakit pada anggota tubuh. Disebabkan oleh faktor psikis maupun mental akibat stres atau rasa cemas yang berlebihan.

\"Contohnya, karena terlalu stres, perut menjadi mules. Saking bosennya di rumah, kita bawaannya pusing terus. Kemudian karena stres dan bosan, emosi menjadi lebih labil,\" terang Rini. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: