Waspada, DBD Ancam Warga, Delapan Meninggal, Sudah Ada 330 Kasus selama Januari-April

Waspada, DBD Ancam Warga, Delapan Meninggal,  Sudah Ada 330 Kasus selama Januari-April

CIREBON- Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon naik drastis. Dalam sebulan terakhir, tercatat ada 35 kasus baru. Sehingga, jumlah kasus DBD keseluruhan dari mulai Januari-April 2020 menjadi 330 kasus.

Hal tersebut disampaikan Kabid P2P Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana SKM MKes saat ditemui Radar, kemarin. Menurutnya, tren kasus DBD di Kabupaten Cirebon, bisa terjadi sepanjang tahun. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

\"Bulan ini naik 35 kasus. Dari awal bulan sekitar 295 kasus, dan sekarang menjadi 330 kasus. Angkanya masih tinggi. Ini harus jadi perhatian dan kehati-hatian semua pihak. Biasakan PHBS dan terus lakukan upaya PSN,\" ujarnya.

Dikatakan Nanang, untuk korban jiwa akibat kasus DBD sejauh ini tidak mengalami penambahan berarti. Jumlah korban meninggal masih berada di angka delapan orang.

\"Jumlah korban meninggal 8 orang. Untuk case fatality rate (CFR)-nya masih di atas 2,4 persen,\" imbuhnya.

Ditambahkannya, jumlah kasus terbanyak untuk DBD saat ini, berada di wilayah timur Kabupaten Cirebon. Yakni wilayah Sindanglaut atau Lemahabang dengan jumlah 21 kasus.

Sementara itu, Ketua LSM Amanat Perjuangan Rakyat (Ampar) Maulana menuturkan, jika Pemkab Cirebon ataupun Dinas Kesehatan harus membagi konsentrasi. Meskipun prioritas saat ini masih melakukan penanganan terhadap pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran virus corona, namun penekanan kepada penyebaran penyakit lain seperti DBD yang justru lebih banyak merenggut nyawa harus tetap menjadi prioritas.

“Saya kaget juga. Karena sekarang yang meninggal sudah 8 orang sampai April. Artinya kalau dirata-rata jumlah meninggalnya 2 orang perbulan dengan angka kasus selama 4 bulan terakhir sebanyak 330 kasus. Masyarakat harus waspada. Apalagi untuk Dinas Kesehatan, harus lebih kencang lagi sosialisasinya. Agar tidak jatuh korban lagi,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: