Covid-19, Tutup Lokasi Ngabuburit

Covid-19, Tutup Lokasi Ngabuburit

CIREBON – Peningkatan aktivitas masyarakat terpantau terus terjadi sejak awal Ramadan terutama di sore hari. Tradisi ngabuburit atau menghabiskan waktu sore hari menjelang berbuka puasa, masih sulit untuk dihindari masyarakat di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Meski di beberapa lokasi yang kerap dipakai ngabuburit tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Dari pantauan Radar Cirebon, kawasan Pantai Kesenden yang kerap dikunjungi warga relatif berkurang keramaiannya. Meski masih ditemui beberapa warga yang berkunjung. Sedangkan di sepanjang Jl Ciremai Raya hingga perempatan Kalijaga/Citraland. Kendaraan mengantre dari berbagai arah. Tumpukan kendaraan tidak bisa dihindarkan.

Warga asal Kelurahan Panjunan, Pangestu (27) beranggapan, Kota Cirebon masih ramai. Dia melihat, kebijakan PSBB tidak berhasil menekan aktivitas masyarakat. “Jalanan ada waktunya sepi karena memang sekolah dan bekerja libur. Kalau urusan kepatuhan, saya rasa kesadaran (masyarakat Kota Cirebon, red) masih minim,” katanya.

Di beberapa lokasi, Pemerintah Kota Cirebon telah memberlakukan penutupan kawasan yang kerap dipakai ngabuburit. Stadion Bima misalnya, telah ditutup total mulai Rabu (6/5), seiring diberlakukannya PSBB.

Area yang biasa dijadikan tempat berkumpulnya warga yang ngabuburit maupun berjualan, dihalau petugas dari beberapa pintu masuk.

Penghalauan jalur masuk menuju kawasan stadion Bima ada di titik pertigaan Gedung Kesenian Rarasantang, pintu keluar Komplek Perumahan Bima, dan Jalan Yudhasari II atau samping Fakultas Kedokteran UGJ. Petugas gabungan dari lintas sektoral memasang barikade.

Jalan utama menuju Stadion Bima dari arah By Pass hanya disisakan satu ruas saja, yakni di ruas sebelah utara untuk warga yang bermukim di belakang komplek melintas.

Ketua Regu Pos Penjagaan Komplek Stadion Bima, Ipda Edy Heryadi mengatakan, pemblokiran jalan masuk menuju Komplek Stadion Bima dilakukan sejak pukul 13.00 hingga pukul 21.00. Rencananya pemblokiran akan dilakukan dengan pola waktu yang sama setiap hari.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Cirebon, Andi Armawan mengakui, penurunan volume kendaraan hanya terjadi ketika pagi hari. Namun, itu juga tidak signifikan. Memasuki sore hari, kerumunan masa masih terjadi.

Andi menduga, masyarakat belum terbiasa melakukan PSBB. Untuk itu, pihaknya memberikan kelonggaran, termasuk bagi pertokoan yang masih beroperasi. “Kita kasih kelonggaran 3 hari pertama penerapan PSBB. Selama 3 hari, itung-itung sosialisasi,” katanya.

Dia berharap, target pergerakan masyarakat 30 persen harus tercapai. Untuk saat ini, angka itu masih jauh dari harapan seiring tingginya aktivitas di jalanan maupun pusat keramaian. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: