RADARCIREBON.COM - Sejarah pemasangan 10.001 bendera merah putih di Gedung Naskah Linggarjati Kuningan, berawal dari ngamen di Pasar Cilimus.
Adalah sosok Hana Nining, warga asal Kuningan yang terkenal sebagai aktivis sosial dan lingkungan yang juga penyanyi dan perfilman di Jakarta.
Dijelaskan ketua pelaksana pemasangan bendera, Herni Kurniasih, sosok Hana Nining merupakan orang yang paling berjasa atas kegiatan yang kini menjadi rutinitas jelang perayaan 17 Agustus ini.
Hana Nining yang kini sudah almarhumah, menuju usia senjanya pulang kampung ke Kuningan.
BACA JUGA:Resmi Dilantik, Bey Machmudin Beri Ucapan Kepada 50 Anggota DPRD Kota Bandung Periode 2024-2029
BACA JUGA:Asli, Aja Dicontoh! Pelajar SMP Tewas Dalam Aksi Tawuran di Babakan Cirebon
Namun sikap kritis terhadap sosial dan kiprahnya di berbagai kegiatan, tidak lepas dari dirinya ketika sudah berada di kampung halaman.
Pada suatu hari, terbesit dari Hana Nining yang ingin mengadakan aksi sosial dengan skala besar, dengan bermodal uang tunai Rp5 ribu.
"Ada keinginan besar tapi ga masuk akal. Kebetulan waktu itu saya aktif di pemasaran dan di pasar-pasar lah ya. Masa sih ngamen di pasar ga dapet satu bendera dari satu toko," jelas Herni menceritakan kisahnya.
Dikatakannya, saat itu belum banyak komunitas yang terlibat. Sehingga, untuk mewujudkannya cita-citanya tersebut, mereka mencoba untuk ngamen ke setiap toko yang ada di kawasan Cilimus dengan bayaran donasi satu buah bendera merah putih.
BACA JUGA:120 Peserta Pelatihan Kerja Asal Sumedang Digembleng Bahasa dan Budaya Jepang
"Kami ngamen di Pasar Cilimus," tegasnya.
Ketika sudah berjalan, ternyata banyak rekan-rekan yang merapat. Sewaktu pemasangan bendera di Gedung Naskah Linggarjati, banyak yang datang dengan sendirinya.
"Dari target awal 5.000 pemasangan bendera, berubah menjadi 5001," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat khususnya para pedagang pasar justru semakin banyak yang ikut mendonasikan bendera serta turut mengikuti proses pemasangan.