CIREBON- Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama keluarga berkunjung ke Cirebon, kemarin. Agenda SBY, antara lain menghadiri resepsi pernikahan di Apita Hotel, dan mengunjungi kawasan batik di Plered. Ketua Umum Demokrat itu tampak didampingi sang istri Ani Yudhoyono, putra bungsunya Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas), serta anggota DPR RI Ir HE Herman Khaeron MSi. Selain menyapa warga Cirebon, pada kesempatan itu SBY juga ngobrol langsung dengan wartawan yang menjumpainya di EB Batik Tradisional Desa Panembahan, Kecamatan Plered. Yang dibicarakan pertama soal batik. SBY mengaku dia dan keluarga sangat mencintai batik, sekaligus rajin membelinya. \"Mengapa? Karena dasarnya senang dan cinta pada batik. Dengan membeli, bisa membantu para pengrajin batik,\" tuturnya. Obrolan kedua, soal harga batik. SBY mengaku batik-batik yang ia miliki dibeli dengan harga yang cukup terjangkau. Rata-rata ia membeli batik dengan harga Rp250 ribu sampai Rp300 ribu. Ada juga yang mahal, itu pun sekitar Rp1,2 juta. “Nanti bisa dicek, batik yang saya beli harganya dari Rp200 ribu sampai Rp300 ribu,\" ungkapnya. SBY mengaku bersyukur batik diakui oleh UNESCO. Kini produksi batik Indonesia meningkat. “Alhamdulillah, saya masih ingat sejak diakui oleh UNESCO bahwa batik sabagai salah satu warisan budaya dunia, sejak itu pula industrinya meningkat. Produksi dan industrinya bisa memberikan sumbangan tinggi terhadap ekonomi kita,\" terangnya. Agar Indonesia dapat menghadapi persaingan bebas, khususnya pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), SBY berpesan, masyarakat, perajin, dan para pengusaha mesti memiliki daya saing tinggi, meningkatkan mutu produksi, dan lebih efesien. Dia juga berhara pemerintah bisa memberikan bantuan berupa kebijakan-kebijakan dan regulasi tertentu yang membantu para pengusaha kecil, termasuk batik. “Dengan cara itu insya Allah kita bisa menang dalam persaingan nanti, khususnya bagi wilayah Cirebon,\" lanjutnya. SBY juga menambahkan, kunjungannya ke Cirebon memberikan warna dan kesan tersendiri. Dikatakan, Cirebon adalah kota yang cukup dinamik, stabil, aman, dan nyaman. “Di samping kotanya indah masyarakatnya juga ramah. Saya dan ibu Ani juga sangat suka dengan makanan khas Cirebon seperti empal gentong, tahu gejrot dan nasi jamblang. Jadi menurut saya, ada daya tarik sendiri bagi siapapun yang akan berkunjung ke Cirebon,\" pungkasnya. Sementara pemilik EB Tradisional, H Edi Baredi mengaku bahwa kunjungan SBY dan Ani Yudhoyono ke EB Batik Tradisional sudah yang ketiga kali. Kunjungannya kali ini, SBY dan Ani Yudhoyono membeli enam potong batik dengan warna biru. \"Pak SBY membeli batik dengan harga sedang, dengan warna kesukaannya warna biru semua. Ukurannya big size. Soal menghadapi MEA yang disinggung Pak SBY, sebetulnya semua pengusaha batik sudah siap,\" ucap Edi Baredi. Pantauan Radar, sebelum ke kawasan batik, SBY dan keluarga menghadiri undangan acara pernikahan anak dari pengusaha sekaligus Wakil Ketua Majelis Konghuchu Cirebon, Sucipto Chandra dan Ibu Fenty yang diadakan di Hotel Apita, Minggu (22/11). Sejatinya, persahabatan SBY dengan warga Tionghoa, khususnya Sucipto Chandra, terjalin sejak tahun 2004. Sejak pertama kali SBY mencalonkan diri menjadi calon presiden bersama Jusuf Kalla. Keduanya kemudian sering berinteraksi, setiap ada hajat. SBY selalu mengundang Sucipto Chandra. Begitu pula sebaliknya. Kehadiran SBY dan keluarganya cukup spesial. Walaupun SBY tidak memberikan kata-kata sambutan dalam acara pernikahan tersebut. Namun kedua pasangan mempelai sempat berfoto bersama dengan SBY dan keluarga. (via/jml)
SBY: Batik Saya Cuma Rp300 Ribu
Senin 23-11-2015,11:11 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :