Minim Sosialisasi Mitigasi Bencana
KESAMBI- Kantor Penanggulangan Bencana dan Kebakaran diharapkan proaktif menanggulangi kemungkinan bencana alam. Sebab, selama ini, kantor yang terletak di Jalan Terusan Pemuda itu, dianggap belum maksimal. Hal ini disampaikan Mantan Wakil Koordinator Pemuda Siaga Peduli Bencana (Dasipena) Kota Cirebon, Abdullah Sahar, kepada Radar, Sabtu (19/1).
Sahar mengungkapkan, cuaca ekstrem yang belakangan terjadi, sangat memungkinkan menjadi pemicu bencana alam lainnya. Apalagi, kota yang berpenduduk sekitar 300 ribu jiwa ini belakangan makin rawan banjir. “Langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapan adalah melakukan sosialisasi, mitigasi bencana, dan hal-hal teknis lainnya terkait kesigapan dalam tim penanggulangan maupun kerangka upaya penanggulangan bencana,” katanya.
Di samping itu, kata dia, elemen pendukung lainnya diharapkan turut proaktif dalam permasalahan tersebut. Selama ini, organisasi perangkat daerah lainnya terkesan tidak peduli dengan penanggulangan bencana. Mengingat, sudah ada kantor teknis terkait hal itu.
Padahal, OPD seperti DPUPESDM, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Kesehatan, Kantor Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat dan Politik, BLUD RS Gunung Jati, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dan Kantor Lingkungan Hidup, sangat bertanggung jawab bila bencana sewaktu-waktu terjadi. “Itu sudah menjadi tugas mereka. Melakukan penanggulangan bencana kewajiban bagi dinas terkait,” tukasnya.
Pemkot bersama OPD teknisnya, lanjut Sahar, wajib memberikan rasa nyaman pada warga Kota Cirebon. Sebab, kejadian pada tahun-tahun sebelumnya, jangan sampai terulang lagi. Di mana, bencana terjadi namun penanganan terkesan tidak maksimal. “Penanggulangan bencana menjadi bentuk keseriusan dan tanggung jawab kita semua,” ucapnya.
Terpisah, dihubungi melalui sambungan teleponnya, Anggota Komisi B DPRD Kota Cirebon, Priatmo Adji menilai, hingga saat ini, dirinya belum melihat kesiapan Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran untuk sigap bencana. Dalam pemadaman kebakaran saja, sering terkendala pompa air yang rusak, kondisi alat pemadam yang tidak bagus. \"Pengalaman di lapangan yang pernah saya lihat, setiap ada kejadian bencana, misalnya kebakaran, itu seperti tidak siap. Kadang air tidak keluar, datangnya terlambat, pompanya rusaklah. Padahal seharusnya tidak seperti itu,\" ungkapnya.
Dijelaskan Adji, seharusnya, Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran selalu waspada meski dalam kondisi tidak terjadi bencana. Sejumlah pengecekan harus dilakukan. Mulai dari pengecekan alat, SDM dan hal lainnya yang dianggap perlu. Hal ini dimaksudkan agar saat bencana tiba-tiba datang, semua dalam kondisi siap dan siaga.
\"Tidak ada cerita kalau untuk penanggulangan bencana itu bersantai-santai. Namanya bencana, tidak tahu kapan datangnya,\" ucapnya.
Hal senada dikatakan, Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, H Ahmad Azrul Zuniarto SSi Apt. Menurut dia, di samping kesiapan, hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan terjadinya bencana seharusnya menjadi poin penting.
\"Yang lebih penting itu adalah pencegahannya kan. Untuk banjir misalnya, semua drainase harus dijamin tidak ada yang tersumbat. Namun bukan berarti Kantor Penanggulangan Bencana juga bisa berleha-leha. Harus tetap waspada karena bencana bisa muncul dimana saja,\" bebernya. (ysf/kmg)